GORONTALO (RAGORO) – Kaum perempuan Gorontalo mulai banyak yang berani maju di Pilkada, baik itu sebagai Cabup, Cawali maupun Cagub, meskipun mereka tahu bahwa itu akan bertabrakan dengan adat. Tetapi mereka tak peduli. Perempuan pertama yang berani menabrak aturan adat adalah Reyna Usman yang maju di Pilbup Pohuwato, sedangkan perempuan pertama yang maju di Pilgub adalah Hana Hasanah, tetapi sekali lagi mereka terganjal adat dan mereka kalah. Lalu apakah kaum perempuan Gorontalo menyerah pada keadaan, tidak justru semakin banyak yang berani maju di Pilkada. Untuk 2024 nanti, tercatat ada beberapa kaum perempuan yang akan maju di Pilkada. Mereka adalah Idah Syahidah di Pilgub, Merlan Uloli dan Lolly Junus di Pilbup Bonebol. Sedangkan untuk Kabgor ada Fory Armin Naway. Sedangkan di Pilwako ada Lola Junus. Berkaitan dengan langkah para kaum perempuan di Pilkada ini, maka para kaum perempuan ini perlu mendapatkan fatwa dari dewan adat. Caranya kata Yakop Tangahu harus digelar seminar adat untuk membahas persoalan adat yang terkait dengan persoalan yang dihadapi kaum perempuan yang ingin menjadi Kepala Daerah. Seperti diketahui, dalam adat Gorontalo tidak membolehkan perempuan jadi kepala daerah, pasalnya dalam acara tertentu seorang perempuan tidak boleh duduk di Bulita karena di tempat khusus ini hanya diperuntukan khusus bagi para pejabat terutama kepala daerah dan semuanya adalah kaum pria dan dalam acara-acara adat lainnya, ada yang khusus untuk kaum pria. Jadi kata Yakop lagi, kalau dalam politik tak ada masalah, tetapi dalam adat, itu sangat masalah dan rakyat tahu bahwa perempuan tak boleh jadi khalifah dan itu diatur dalam adat. Tetapi kalau nanti ada fatwa dari dewan adat, maka ini pintu masuk kaum perempuan untuk melenggang ke Pilkada dengan tenang. Yakob juga mengatakan, selain seminar sangat perlu ada pelatihan-pelatihan pada generasi muda agar adat ini tak punah karena tak ada yang meneruskan, para pemangku adat sekarang sudah tua-tua karena itu perlu dipersiapkan pengganti-pengganti mereka. Regenerasi itu sudah harus disiapkan sejak sekarang. Di Gorontalo ini ada tiga daerah adat yakni Suwawa, Limboto, dan Kota. Nah, ketiga daerah ini harus mempersiapkan kader penerus untuk menjaga salah satu kekayaan Gorontalo ini tidak punah. Kita harus menciptakan para pemangku adat dari generasi muda. “dulu waktu saya menjadi Ketua Komisi III Dekab Bonebol, saya pernah menggelar pelatihan dan seminar adat, tujuannya untuk menyiapkan generasi penerus untuk melestarikan adat Gorontalo ini,” papar Yakob. (LaAwal-46)