GORONTALO (RAGORO) – Ini pernyataan luar biasa dan berani dari seorang Rony Imran. Apa yang dikatakan Ketua DPD Partai Nasdem Gorut itu, tak berlebihan dan semestinya memang begitu. Bahwa seorang yang ingin maju di Pilkada harus maju dulu di Pileg.
Ada dua hal yang diperlukan dalam ketentuan yang diterapkan partai Nasdem Gorut. Pertama hasil Pileg tidak boleh turun dari 5 kursi yang diperoleh pada Pileg 2019 lalu, kemudian ini akan jadi ukuran sebesar apa kekuatan seorang Calon Kepala Daerah untuk memenangkan Pertarungan di Pilkada.
Bayangkan kata Roni Imran, seorang Calon Bupati tidak lolos di Pileg, atau lolos tapi suaranya pas-pasan. “saya sendiri akan maju dulu di Pileg, hasil Pileg akan menentukan apakah saya layak ke Pilkada atau tidak, dan yang terpenting perolehan kursi Nasdem harus naik, minimal dua kursi.
“Memang untuk bisa mencalonkan sendiri cukup 5 kursi, jadi bertahan saja sudah bagus, namun hari ini kan harus lebih baik dari kemarin,” paparnya.
Menurut Roni lagi, kalau targetnya tercapai, maka Nasdem bisa menggeser PDIP, kalau partai itu perolehan kursinya tetap 6.
Ditanya apakah Nasdem sudah pernah berkomunikasi dengan kader dari partai lain untuk berpasangan sekaligus koalisi di Pilkada?
Roni mengatakan banyak sekali kader Gorut yang hebat-hebat, ada Thomas, ada Thariq ada Deisy Datau, ada Nurjanah Yusuf, ada Novita Sunge, ada Fitri Botutihe.
Nah, dengan siapa nanti dia akan berpasangan, ukurannya di Pileg. Kalau mereka lolos di Pileg dengan hasil yang bagus, barulah menentukan siapa dengan siapa yang akan berpasangan di Pilkada.
“Saya belum berani menyatakan maju di Pilkada kalau belum teruji di Pileg,” tandasnya. Roni juga yakin kalau Bupati dan Wabup akan maju di Pileg karena pelaksanaan Pileg terpaut beberapa bulan dengan Pilkada.
Jadi pilihannya adalah maju di Pileg. Ditanya apakah mereka harus mundur, Roni mengatakan yang harus mundur dari jabatan Bupati dan Wabup. (awal-46)
