GORONTALO (RGNEWS.COM) – Setelah hampir tiga tahun mangkrak, Proyek Kanal Tanggidaa kembali dilanjutkan. Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail meminta kontraktor penyedia jasa pembangunan Kanal Tanggidaa di Kelurahan Heledulaa Utara, Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo, untuk tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan kontraktor sebelumnya. Hal ini ditegaskan Gubernur Gusnar saat peletakan batu pertama lanjutan pembangunan Kanal Tanggidaa, Senin (14/7/2025).
“Kepada kontraktor CV Bone Tirta, saya berharap bekerja lebih cepat. Jangan mengulangi kesalahan yang sama seperti tiga tahun lalu. Harus lebih cepat agar tidak putus kontrak,” kata Gusnar. Gubernur menyebut kelanjutan pembangunan Kanal Tanggidaa sudah menjadi prioritas pemerintahannya. Anggaran Rp 4,7 miliar disisihkan untuk menuntaskan pembangunan. Pengaspalan jalan akan dilakukan bertahap di tahun 2026.
“Pertimbangannya karena pertama sudah sangat lama selesai. Kedua, di tengah kota lagi. Ini akan mempengaruhi jalur transportasi. Makanya kami harus yakin betul, berbicara dengan teman teman di DPRD alhamdulilah mereka setuju. Kita kesampingkan dulu anggaran lain, ini kita bangun bertahap,” tambahnya. Gubernur juga meminta maaf kepada masyarakat sekitar proyek, karena sudah hampir tiga tahun pekerjaan ini tertunda dan pasti sudah membawa dampak tidak mengenakkan bagi masyarakat.
Diketahui, pembangunan Kanal Tanggidaa dimulai sejak 18 Mei 2022 di era kepemimpinan Pj. Gubernur Hamka Hendra Noer. Saluran air raksasa itu didanai dari Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) namun hingga akhir tahun 2022 bermasalah dan tidak kunjung selesai. Tiga kali berganti Pj. Gubernur namun yang tersisa hanya timbunan dan debu.
Peletakan batu pertama menandai kelanjutan pembangunan kanal. Gusnar mengaku jika Kanal Tanggidaa menjadi prioritas di enam bulan masa kepemimpinannya sebagai gubernur bersama wakil gubernur Idah Syahidah.
Sebelumnya, Kadis PUPR Provinsi Gorontalo, Aries Ardianto mengungkapkan pembangunan pedestrian Kanal Tanggidaa akan dikerjakan oleh CV. Bone Tirta dengan anggaran Rp 4,7 miliar. Pembangunan meliputi beton pola pedestrian, furnitur jalan, besi pengaman (stand bollard), lampu penerangan jalan umum dan beton kansteen pracetak. Lebar pedestrian dirancang sepanjang 1,4 kilometer dengan lebar 3,5 meter, menyesuaikan kondisi di lapangan, dengan waktu pekerjaan selama 150 hari kalender. ***











