Headlines

Pengaruh Budaya Positif, Terhadap Peningkatan Kualitas Belajar Siswa di SMP N Paguyaman Pantai

634
×

Pengaruh Budaya Positif, Terhadap Peningkatan Kualitas Belajar Siswa di SMP N Paguyaman Pantai

Sebarkan artikel ini

Oleh : SRI IIS ARAPA

Faklutas ` : FIP UNG
Jurusan : Bimbigan Konseling (BK)
Dosen pegampu : Dra. Mardia Bin Smith S.pd, M.pd

 

Budaya positif di sekolah Adalah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada Peserta Didik agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab.
Dalam mewujudkan budaya positif ini, guru memegang peranan sentral. Seorang guru memiliki peran untuk membangun atau mewujudkan budaya positif di sekolah.

Ketika guru sudah mampu memahami kebutuhan dasar setiap siswa, langkah yang dilakukan adalah dengan menerapkan disiplin positif. Selama ini, disiplin dipahami sebagai tindakan untuk membuat siswa patuh pada aturan sekolah dan guru. Apakah seperti itu penerapan disiplin yang tepat?

Menurut Diane Gossen dalam bukunya Restructuring School Discipline ada tiga alasan motivasi manusia dalam melakukan sesuatu, yaitu: 1)Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman,2) Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain, 3) Untuk menjadi orang yang mereka inginkan sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini.

Berdasarkan ketiga alasan tersebut, tindakan pendisiplinan dengan melakukan hukuman atau memberi imbalan bisa disebut motivasi eksternal dan hal tersebut tidak akan bertahan lama. Barangkali dengan hukuman dan imbalan siswa memang menjadi patuh, tapi kepatuhan itu hanya sementara dan kedisiplinan yang diterapkan tidak mengubah karakter siswa menjadi lebih kuat.

Barangkali itu pula yang menyebabkan bangsa kita kesulitan dalam membentuk karakter masyarakatnya, contoh kecil seperti budaya antri, menaati aturan lalulintas, kebersihan (Contoh: buang sampah pada tempat tepat) yang belum bisa menjadi karakter.
Berdasarkan teori motivasi tadi, penerapan disiplin di sekolah harus dilakukan dengan alasan yang ke-3.

Siswa melakukan kebaikan sesuai dengan keyakinan kelas atau nilai-nilai yang sudah tertanam dalam dirinya atau motivasi internal. Motivasi internal lebih berjangka lama dan membuat siswa makin kuat secara karakter. Hal tersebut sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara yang mengungkapkan bahwa disiplin kepada siswa adalah disiplin diri, sebab hanya diri sendiri yang mampu mengontrol diri kita bukan orang lain.

Jika belum bisa mengontrol diri menurut Ki Hajar, penerapan dispilin dilakukan orang lain tapi dalam situasi merdeka bukan keterpaksaan. Artinya, siswa sendirilah yang menginginkan dirinya menaati peraturan sesuai dengan keyakinan universal atau keyakinan sekolah dan kelas.

Keinginan untuk melaksanakan keyakinan universal yang datang dari siswa atau kita sebut motivasi internal tersebut dapat diwujudkan dengan Restitusi.

Restistusi adalah upaya mendisiplinkan siswa tapi dengan cara siswa sendiri yang menyelesaikan masalahnya dan membuat mereka bertindak sesuai dengan keinginan ideal yang didasarkan pada keyakinan kelas.

Adapun Beberapa Budaya Positif yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Paguyaman Pantai adalah

1.Gerakan Literasi Sekolah ( GLS )

(GLS) bertujuan agar siswa memiliki minat baca sehingga keterampilan membaca akan meningkat. Materi bacaan berisi nilai-nilai budi pekerti berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan siswa. Salah satu program yang dicanangkan Oleh SMP Negeri 1 Paguyaman Pantai adalah kegiatan 15 menit membaca buku non pelajaran sebelum waktu pelajaran dimulai.

2.Kegiatan Ekstra Kurikuler

Kegiatan ini bertujuan mengembangkan minat dan bakat anak di sekolah. Saat terlibat dalam kegiatan ekstrakulikuler, siswa akan terbiasa melakukan berbagai macam kegiatan positif secara fisik maupun mental.

3.Kegiatan Pembiasaan

Kegiatan ini bertujuan membentuk kebiasaan harian anak, Seperti Apel pagi yang dilanjutkan dengan jabatan tangan., mengikuti upacara bendera, menyanyikan lagu Indonesia Raya, lagu nasional, dan berdoa bersama / Zikir. Bentuknya tidak terlalu berat namun memerlukan konsistensi.

4.Kegiatan Keagamaan

Kegiatan keagamaan yang Rutin dilaksanakan di SMP Negeri 1 Paguyaman Pantai antara lain adalah :

a.Shalat Zuhur Berjamaah Setiap hari

b.Shalat Dhuha Setiap Hari Jumat Pagi

c.Baca Tulis Al-Quran setiap Senin setelah KBM

5.Menetapkan Tata Tertib Sekolah

Tata tertib menjadi benteng pembatas antara yang boleh dan tidak boleh, antara yang baik dan tidak baik. Sekolah perlu membuat tata tertib yang disepakati dan dijalankan bersama oleh guru-guru.

Tata tertib diperlukan mengingat sikap seseorang mudah berubah, apalagi yang menyangkut kebiasaan. Dengan adanya aturan, seseorang akan terikat. Dengan begitu, kebiasaan positif itu akan terus berkembang hingga menjadi karakter.

Budaya positif di sekolah tentu saja akan mendukung terbentuknya budaya belajar yang baik. Norma-norma baik yang disuntikkan guru kepada peserta didik akan semakin menguatkan, mengokohkan kepribadian peserta didik sehingga mereka tidak saja cerdas secara akademik tetapi juga santun secara moral.

Dengan demikian, Profil Pelajar Pancasila (PPP) yang diidam-idamkan bisa diwujudkan. Pelajar yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.
Sehingga untuk mewujudkan PPP tersebut guru harus memantaskan diri terlebih dahulu. Sudah seharusnya guru memiliki nilai-nilai yang setara dengan PPP tersebut.*****

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *