BOTU (RG) – Disaat pemerintah dan lintas instansi/kelembagaan terkait, kian gencar-gencarnya melakukan percepatan vaksinasi pencegahan Covid-19 sampai ke wilayah pelosok sampai ke daerah terpencil.
Namun pada kenyataan di lapangan, tidak sesuai harapan. Karena, dari pengakuan para aparat desa di Pentadio Timur kecamatan Telaga Biru, saat menerima kunjungan lanjutan monitoring progres akan pelayanan vaksinasi di sejumlah desa yang dilakukan jajaran Komisi I Deprov, terungkap sekalipun bagi masyarakat yang divaksin, akan diganjar dengan kebutuhan sembako, mereka justru lebih memilih bersembunyi. Dan mengatakan agar sembako yang diperuntukkan kepada mereka, diambil saja oleh kepala desa setempat.
Tak heran, fenomena di masyarakat yang diduga akibat maraknya penyebaran hoax vaksinasi ini, menuai harapan dari para aparat desa, agar menjadi ‘PR’ bagi pemerintah.
Untuk lebih beroleh solusi terbaik, dalam mengajak serta memberikan kepercayaan kepada masyarakat, bahwa vaksinasi pencegahan Covid-19, sangat penting dibekali masyarakat. Untuk bersama menjaga kekebalan tubuh dari pandemi Covid-19.
Disisi lain, jajaran Komisi I Deprov juga, berjanji akan segera mengupayakan regulasi atau minimal memasukan klausul aturan pada regulasi yang sudah ada, terkait pemberian sanksi atau setidaknya efek jera kepada mereka, para penyebar hoax vaksinasi. Yang membuat masyarakat jadi takut divaksin.
“Insya Allah, sesegera mungkin dukungan dari Komisi I untuk memberantas praktek dan aksi-aksi penyebaran hoax vaksinasi ini, akan kita rapat internalkan terlebih dahulu, pada Senin (lusa, red) mendatang,” jelas Wakil Ketua Komisi I Deprov, Sitti Nurain Sompie, usai kunjungan lapangan akan progres vaksinasi di kantor desa Pentadio Timur tersebut. (ayi)