Headlines

Walikota Serahkan Bonus 2 Rumah, Atlet PON Tunggu Bonus dari Pemprov

120
×

Walikota Serahkan Bonus 2 Rumah, Atlet PON Tunggu Bonus dari Pemprov

Sebarkan artikel ini
WALIKOTA Gorontalo, Marten Taha saat meninjau rumah yang jadi bonus bagi atlit Gorontalo peraih medali emas pada PON XX Papua. (foto/istimewa)

GORONTALO (RAGORO) – Walikota Gorontalo Marten Taha membuktikan janjinya memberikan bonus satu buah rumah. Untuk atlet Kota Gorontalo yang meraih medali emas di PON Papua.

Bahkan sebelum penyerahan, walikota Gorontalo mengecek langsung rumah tersebut yang berada di Kelurahan Dulomo Selatan, kompleks Alia Residence.

Bahkan tadi malam Selasa (19/10) kemarin, walikota mengundang seluruh atlet di rumah dinas untuk ramah tamah. Sekaligus penyerahan bonus kepada atlet Kota Gorontalo.

“satu emas, bonusnya 1 buah rumah, terkait perak dan perunggu, itu akan saya perjuangkan, apakah uang atau sepeda motor,” ujar Marten Taha kepada wartawan, usai meninjau rumah yang akan diberikan kepada atlet takraw.

Untuk Kota Gorontalo, ada atlet dari tim takraw yang meraih medali emas, yakni Hendra Pago, Zaiki Ladada. Dan Moh Adrin Mahdang peraih medali perunggu dari Atletik nomor 1500 meter.

Lalu bagaimana dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo? Seperti diketahui, seluruh atlet sudah mengetahui kalau Pemprov telah menyediakan bonus Rp200.000.000 peraih medali emas, Rp100,000.000 peraih medali perak, dan Rp50.000.000 peraih medali perunggu, belum termasuk untuk pelatih yang anak didiknya meraih medali.

“takraw sudah berjuang, alhamdulilah meraih dua medali emas, dan prestasi ini kami pertahankan 3 kali penyelenggaraan PON, kami bersyukur pemerintah Provinsi Gorontalo, maupun kabupaten kota juga menghargai perjuangan para atlet,” tukas Pelatih Takraw Harson Taha. Menurutnya, sangat wajar kalau kemudian para atlet dihargai prestasinya dengan bonus.

“kami sebelum ke papua dalam rapat sudah diumumkan kalau peraih medali emas akan mendapatkan penghargaan dari Pemprov, tentunya ini jadi pemacu semangat para atlet Gorontalo,” ujarnya.

Diakuinya, para atlet tidak melihat nilai bonus yang dijanjikan, karena kalau melihat nilai bonus, para atlet dan pelatih seperti takraw sudah berkali kali di dekati daerah lain.

Seperti DKI Jakarta dengan bonus Rp650 juta, bahkan papua berani dengan Rp1 miliar untuk medali emas, tapi kami tidak bergeming, karena kecintaan akan daerah.

“jadi kiranya Pemprov pantas menghargai para atlet yang membawa nama harum daerah,” ujarnya. Hal senada juga ditegaskan oleh pelatih Taekwondo Januar Budiman Lahay.

Ditangan pelatih Januar, atlet Taekwondo Silvana Lamanda berhasil meraih medali perak. “apa yang diraih oleh Silvana Lamanda ini bukan karya sesaat, tapi melalui proses latihan, dan mengikuti iven-iven di luar daerah, hampir 2 tahun persiapan, akhirnya mampu meraih perak, ini luar biasa karena dihadapinya adalah atlet nasional junior, Silvana masih muda, masa depannya masih panjang,” ujarnya.

Januar juga berterima kasih, karena dari awal mendapat support dari pemerintah Provinsi yang telah memberikan penghargaan kepada atlet berprestasi.

“sebelum bertanding, kami sudah diberitahukan, jadi secara tidak langsung ini memberikan motivasi sendiri bagi atlet,” ungkap Januar Budiman Lahay.

Hal senada juga diungkapkan tim sukses PON Safrin Saifi. Menurutnya bonus dijanjikan Pemprov hal yang wajar, mengingat daerah lain juga penghargaan kepada atlet peraih medali luar biasa.

Tapi kata Safrin, seluruh atlet memahami kondisi daerah. Sekalipun tidak sama dengan daerah lain, tapi apa yang telah diungkapkan saat menuju papua kepada para atlet itu sudah memotivasi.

“tidak mesti sama daerah lain, atlet semuanya paham dengan kondisi daerah, semoga bonus ini akan cepat dikucurkan, agar para atlet ini bisa lebih bergairah lagi meningkatkan prestasinya,” ujar Safrin Saifi. (riel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *