DEKAB (RAGORO) – Wakil Ketua DPRD Kabupaten Gorontalo, Roman Nasaru mengungkapkan, sebanyak 630 unit gilingan padi di Gorontalo belum mampu menghasilkan beras yang berstandar premium.
Dari data tersebut diperoleh setelah dirinya bersama Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Gorontalo, Syarifudin Bano dan Aleg Nasdem Sarifa Pangalima melakukan kunjungan di pasar-pasar dan sejumlah gilingan padi di Boliyohuto Cs pada akhir pekan kemarin.
“Memang gilingan padi kita belum ada yang berstandar premium, sehingga berimbas pada kualitas berasnya. Potongannya kecil dan banyak patahnya,” ungkap Roman, belum lama ini Roman mengatakan, tujuan dirinya turun kelapangan untuk melihat dari dekat keluhan masyarakat dan petani. Pasalanya, saat ini banyak petani yang menjerit akibat beras mereka tidak laku dipasaran.
Sementara dengan bebasnya beras dari luar daerah masuk ke Gorontalo. “Setidaknya ada 4 wilayah yang saya jadikan sampel, yakni wilayah Kecamatan Batudaa, Tabongo, Dungaliyo dan Kecamatan Boliyohuto. Hampir semua keluhan petani sama, daya serap beras mereka sangat rendah,” jelas Roman.
Kata Roman, petani mengaku beras mereka tidak pernah laku di pasaran. Bahkan ada yang setahun tersimpan di gilingan karena tak laku terjual dan kalah bersaing dengan beras-beras dari luar daerah.
“Jadi jangan heran jika petani-petani kita menjerit, karena tak ada gunanya menanam padi tetapi hasilnya tak bisa bersaing di pasaran,” tutur Roman.
Aleg Dapil Batudaa Cs ini berharap, pemerintah bisa memikirkan untuk mencarikan solusi yang tepat bagi para petani tersebut.
“Selain melarang masuknya beras dari luar pemerintah Kabupaten dan juga provinsi setidaknya punya solusi, misalnya dengan mencari investor untuk membuat gilingan padi yang kualitasnya premium, agar hasil petani Gorontalo tak kalah bersaing dengan hasil produksi luar daerah,” harap Roman. (RG.53)