Kotagor

Pemkot Segera Bentuk Komite Sekolah dan Orang Tua

189
×

Pemkot Segera Bentuk Komite Sekolah dan Orang Tua

Sebarkan artikel ini
Kegiatan aktivitas sekolah sebelum Covid-19 (Foto Doc Hsm).

PEMKOT (RAGORO)- Tindak lanjut pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara bertatap muka hingga saat ini terus dibahas oleh Pemerintah Kota Gorontalo.

Berbagai bentuk persiapkan yang dilaksanakan dengan menghadapi masa pandemi Covid-19. Salah satu cara yang dilaksanakan menurut penjelasan Walikota Gorontalo Marten A. Taha adalah untuk membentuk komite sekolah bersama para orang tua siswa.

“Sembilan puluh persen orang tua siswa, mendukung KBM secara tatap muka segera dilaksanakan. Olehnya itu kami akan segera melaksanakan kerja sama dengan komite sekolah bersama orang tua siswa, “ujar Marten, Rabu (25/8/21).

Berbicara terkait kegiatan belajar mengajar secara daring yang dilaksanakan pada saat ini, Marten pun merasa sangat sulit dalam artian, kegiatan tersebut sangatlah merepotkan. Ditambah lagi kata Marten jika orang tua siswa yang mengalami kesulitan ekonomi.

“Berbagai hambatan yang kita hadapi, dari jaringan, pulsa data, dan lain sebagainya, “ucapnya. Dirinyapun mengatakan pihak komite sekolah juga sudah melakukan sosialisasi kepada orang tua siswa, terkait sistem belajar-mengajar secara bertatap muka juga akan segera dimulai.

“Alhamdulillah di Inmendagri 37 PPKM level III Kota Gorontalo salah satu kota yang bisa melakukan pembelajaran dengan kapasitas 50 persen, “jelas Marten.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan kata Marten, untuk sementara ini hanya bisa dilakukan pada SLB (Sekolah Luar Biasa), MLB (Madrasyah Luar Biasa) PAUD.

Jika sudah sependapat dan memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) berdasarkan Perwako yang kami susun, atas persetujuan dari Gubernur (Pemprov Gorontalo) disetujui, maka kami akan segera melaksanakannya.

“Melaksanakan KBM secara tatap muka tidak serentak, akan kami atur dengan cara beberapa sekolah tertentu, seperti SD sebagian yang kami buka, demikian halnya dengan SMP, “ucapnya.

Bukan saja itu, sistem belajarnya nanti juga kata Marten akan dibagi perkelas, dengan minimal 50 persen dari jumlah siswa yang ikut pembelajaran, serta dilakukan dengan sistem siff.(tr11).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *