Provinsi Gorontalo

Kata Kadispar Gorontalo Aryan Husain, ‘Fulus’ Daerah Tidak Cukup Mengelola Pariwisata  

107
×

Kata Kadispar Gorontalo Aryan Husain, ‘Fulus’ Daerah Tidak Cukup Mengelola Pariwisata  

Sebarkan artikel ini
enyerahan rumpon bantuan program Kampung Berseri Astra kepada desa Botubarani yang juga didampingi Plt. Asisten III Bidang Administrasi Umum Yosef P Koton dan Kepala Dinas Pariwisata, pada Festival Hiu Paus Gorontalo 2024 di Desa Botubarani, Sabtu (31/8/2024). Foto – Haris Diskominfotik
  • Editor            : Sahril Rasid
  • Kontributor : Mei Dama,Mila.Hisyam

GORONTALO (RG.COM)—Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo Aryanto Husain mengakui untuk mengeliatkan dan memaksimalkan program Pariwisata di Provinsi Gorontalo tidak cukup mengandalkan pembiayaan melalui APBD.

“ Dana APBD itu terbatas, tidak cukup membiayai program Pariwisata disalah satu lokasi, apalagi mencakup seluruh destinasi wisata di seluruh daerah,’ tegas Aryanto Husain, kepada sejumlah wartawan ketika mengunjungi salah satu wisata di Bone Bolango Danau Perintis Festival Hiu Paus Gorontalo 2024 di Desa Botubarani, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango, Sabtu (31/8/2024).

 “Untuk merubah pariwisata kita butuh investasi besar, hari ini kita masih banyak fokus didanai pemerintah melalui APBD. Makanya kita terus membangun komunikasi dengan pihak investor” ungkap Aryanto.

Aryanto mencontohkan destinasi wisata yang cukup populer dikunjungi masyarakat saat ini yakni Danau Perintis yang cukup  berkembang dan tidak ada kucuran APBD tapi murni investasi dari kalangan pengusaha.

Sebaliknya ia mencontohkan lokasi wisata yang mengandalkan APBD, yakni  lokasi wisata Bolihutuo yang pembangunannya mengandalkan APBD yang saat ini sementara waktu terhenti pengelolaannya.

Selain itu terkait dengan meningkatkan kualitas pelayanan serta inovasi, butuh sumber daya manusia yang memahami bidang Pariwisata.

Baru baru ini kata Aryanto Dispar Provinsi Gorontalo mendapat pelatihan Investment Project Ready to Offer (IPRO) dari Kemenparekraf. Ia juga mengaku telah beberapa kali bertemu dengan pihak-pihak yang ingin berinvestasi dan masih menunggu respon selanjutnya.

“Pengelolaan berbasis investasi itu memang menjadi tantangan utama kita, kalau potensinya memang banyak yang menunjukkan ketertarikan. Saya beberapa kali bertemu dengan orang-orang yang ingin bangun hotel dan sebagainya, tinggal menunggu reaksinya, dan kami mempersilahkan,” ungkap Aryanto.

Selebihnya, Aryanto mengatakan bahwa pihaknya mempersilahkan siapapun jika ada yang ingin berinvestasi untuk memajukan pariwisata daerah. Sampai saat ini pengelolan dalam pendekatan investasi juga masih menjadi tantangan untuk pariwisata.

FESTIVAL HIU PAUS INTERNASIONAL

Sementara Itu Dinas Pariwisata Gorontalo menggelar untuk pertama kalinya peringatan Hari Hiu Paus Internasional yang diperingati 30 Agustus setiap tahunnya.Menurut Kepala Dinas Pariwisata Ariyanto Husain even ini  salah satu strategi pariwisata yakni memperbanyak event pariwisata.

“Hiu paus Botubarani ini adalah ikonik pariwisata minat khusus di Gorontalo. Kita sama sama berpikir, bagaimana ke depan Botubarani tidak saja dikenal dengan aktivitas hiu paus, sehingga tahun ini kita angkat jadi sebuah festival,” kata Aryanto.

Lebih lanjut katanya, perairan Botubarani masuk dalam kawasan konservasi sehingga pemanfaatannya terbatas. Kelembagaan pengelola berbasis masyarakat didorong untuk lebih sadar terhadap ekosistem pariwisata yang terintegrasi dengan kelestarian lingkungan berkelanjutan.

“Saya berharap festival ini kita gaungkan terus dan kita perbaiki setiap tahunnya,” imbuhnya.****

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *