KABGOR – Pihak BRI Cabang Kabupaten Gorontalo tampaknya tidak habis pikir, kenapa BRI yang disalahkan dalam kasus terblokirnya rekening dari salah satu KPM diwilayah Limboto Barat.
Dari diskusi ringan bersama Kepala Cabang BRI, Dede Sudjana, ia tampak selalu menggeleng-geleng kepala dengan peristiwa ini, apalagi dengan dalih malah mempertanyakan kerja BRI berikut pendamping dijudul pemberitaan.
Kata Dede, soal yang satu itu (pendamping-red) dirinya tidak mau masuk akan urusan itu. Dirinya hanya fokus untuk institusi yang dipimpinnya.
” Simpanan itu, bukan apa apanya BRI. Itu milik nasabah yang memang diberikan negara. BRI hanya diberikan kepercayaan tempat menyimpan. Uang itu bahkan bisa dibilang cuma lewat, lewat saja. Bukan milik kita. ” Ucapnya.
” Nah kalau bermasalah, itu di Kementerian pusat. Pemblokiran itu disana. Karena menurut informasi, tak ada transaksi dalam kurun waktu yang ada, makanya terblokir. Dan bukan BRI yang memblokir. Itu otomatis. Karena diistilah keuangan negara, itu mengamankan uang negara, uang nasabah.” Ujarnya.
” Buat apa BRI masuk campur disitu. Itu bukan milik kami koq. Kami hanya dipercayakan menyalurkan lewat sistem yang ada disini. Rekening dll. ” Ujarnya.
Bahkan dari petugas kami yang menjadi mitra dinas sosial tempat bantuan ini dicantolkan program, dicatatan rekeningnya yang bersangkutan uang itu ada. Hanya tak bisa ditarik.
Kenapa tidak bisa ditarik. Karena diperiode pertama kedua, yang bersangkutan tidak melakukan transaksi apa apa. Dalam artian tidak ada penarikan. Nah ketika tidak ada transaksi maka terjadilah pemblokiran. Biar aman.
Mungkin dari instansi yang berwenanglah yang tau sistem itu. Entah ada caranya membuka blokir, itu dinas terkait. Dan kita tidak mau masuk keranah itu, karena bukan domain kita.
” Jadi jangan BRI yang dikira memblokir. Bukan kami lah. Itu kementrian pusat,” ujarnya.
Sementara itu, pendamping kecamatan Limboto Barat yang bertugas diwilayah Hutabohu Cs, Ulan. Mengatakan, rekening itu pernah dilakukan transaksi yang bersangkutan. Itu dimasa pendamping yang lama, dalam jenis bantuan sosial lain judulnya.
Kalau yang kali ini, dirinya yang baru beberapa bulan bertugas mengatakan sudah mencoba menjembatani hal ini. Dengan cara menghubungi bagian Kesra di Desa itu.
” Saya sudah berkoordinasi. Hanya saja, saya tidak tau kenapa yang bersangkutan tidak mengambilnya (lakukan transaksi penarikan) di dua kali ini. Maka jadinya terblokir itu.” Tutur Ulan.
Ulan juga heran, informasi yang bersangkutan masuk dalam penerima bantuan juga sudah disampaikan tetangga-tetangga yang bersangkutan.
” Ada nga pe nama dipanggil-panggil. Tapi juga yang bersangkutan terkesan membiarkan. Bahkan WA saya pun lama dibalas. Saya juga bingung kenapa?. Tapi ketika jadi begini, baru mencari-cari. Dan ujuk ujuk menyalahkan kami pendamping. ” Ujar Ulan yang ditemui yang sedikit tak enak badan.
” Saya ini kaget pak. Kenapa ini diangkat angkat. Padahal kita sudah berusaha koperatif. Baik ke beliau itu, dan kepada awak media yang datang. Susahnya juga sekali waktu ketemu untuk klarifikasi kami, maaf, malah kami ditinggal katanya mau balik. Sambil bilang maaf, tidak bisa datang karena tak ada motor. ” Ujar Ulan bingung.
Untuk yang lainnya, kata Ulan. Janjiannya ketemu untuk klarifikasi malah tak datang datang. Kan kasian kami. Dibilang salah meski masih dugaan. Tapi kala kami mau memberikan penjelasan. Malah tidak ketemu ketemu.
” Lama kami menunggu pak. Untuk menjelaskan atau biar berimbang. Tapi juga tidak ada malam itu, janjiannya bertemu disalah satu kantor. ” Jelasnya.
Sementara itu, menurut salah satu pegawai Bank BRI Unit Limboto, Avit Kai malah menghimbau, jika sudah saatnya ada bantuan masuk direkening, secepatnya lakukan transaksi. Agar tidak terblokir seperti ini, tukasnya. (*)