- Editor : Sahril Rasid
- Penulis : Moh Tuken Tuna
GORONTALO (RG.COM)—Kurang lebih 2114 warga Kabupaten Gorontalo yang tercatat sebagai siswa lewat jalur pendidikan kesetaraan paket A, B dan C tahun ajaran 2022/2023 menerima ijazah.
2114 siswa-siswi tersebut berasal dari 22 lembaga pendidikan non formal yang tersebar diwilayah Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo.
Penyerahan ijazah ini langsung dilakukan oleh Bupati Nelson Pomalingo di GOR David Tony jumat (24/08/2023 lalu.
Pemerintah Kabupaten Gorontalo dibawah kemimpinan Nelson Pomalingo sejak periode pertama memang membuka jalur pendidikan non formal diwilayah Kabupaten Gorontalo.
Selain menainkan Indeks Pembangunan Manusia ( IPM) terpenting masyarakat yang putus sekolah, itu bisa mendapatkan ijazah.
Dengan demikian daya saing lapangan kerja juga akan lebih terbuka. Tapi terpenting adalah masyarakat Kabupaten Gorontalo memiliki standart pendidikan sehingga tidak ada lagi yang buta huruf.
“ Sejak awal menjadi bupati, saya terus mendorong peningkatakn kualitas pendidikan. Bukan saja sector pendidikan formal, tapi juga pendidikan nonformal,’ kata Nelson Pomalingo.
Nelson mengakui, walaupun mereka sudah berkeluarga, sudah usia lanjut dan sebagainya tapi mereka sekolah. “ Yang saya senang semangat mereka untuk bersekolah itu yang luar biasa,bukankah belajar (sekolah) tidak mengenal umur,’ tegas Nelson.
Hal senada juga ditegaskan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Drs. Titianto Pauweni
Kata Titianto, Pendidikan non formal di Kabupaten Gorontalo selang tiga tahun terakhir mengalami peningkatan sangat signifikan.
“ animo masyarakat mengikuti Pendidikan setara dengan formal itu cukup luar biasa. Tidak lain karena kebijakan Bupati terus mendorong Pendidikan masyarakat meningkat” kata Titianto
Memang diakui Kadis Titianto, sesuai data BPS, rata -rata Pendidikan di Kabupaten Gorontalo 7,30 persen lama sekolah. rata-rata Pendidikan masyarakat Kabupaten Gorontalo itu baru sampai tingkat kelas VII SMP.
“inilah yagn terus didorong oleh Bupati untuk membuka sekolah non formal di daerah ini. Dan itu sudah ditindaklanjuti dengan bekerjasama dengan kepala -kepala desa dan masyarakat peduli Pendidikan,,” kata Titian.
“ Alhamndulillah upaya ini terus meningkat sejak 2016, dari beliau pertama bupati, hanya 600 jangka belajar sekarang sudah 6127,”pungkasnya.
Sebagai catatan,Pendidikan Non Formal adalah sebagai bentuk kegiatan pendidikan sistematis dan terorganisir yang dilaksanakan di luar sistem persekolahan.
Tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan usia dan kebutuhannya yang kedepan akan berdampak baik pada kehidupannya.
Seperti diketahui di Kabupaten Gorontalo lembaga-lembaga SKB dan PKBM telah menyelesaikan kurikulum program program pembelajarannya sehingga menghantarkan warga belajar Lulus. (*)