Soal Polemik Pembongkaran Plat Duiker oleh Pihak PT PG Gorontalo
GORONTALO (RAGORO) – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gorontalo, Syam T Ase menegaskan siap ‘pasang badan’ dan berada di depan warga masyarakat Tolangohula, khususnya Desa Molohu melawan kesewenang – wenangan pihak PT PG Gorontalo terkait pembongkaran plat duiker milik warga setempat.
Ia mendukung sikap warga masyarakat yang berencana menutup akses jalan desa hingga ada penyelesaian dan itikat baik dari pihak PT PG Gorontalo.
“Kita minta akses jalan milik daerah dan desa yang mereka (PT PG Gorontalo)
lewati diamankan. Dalam arti, tidak boleh tonase yang berlebihan yang lewat. Misalnya hanya mampu dilewati 5 ton, maka hanya 5 ton yang bisa lewat, tidak bisa lebih,” tegas Syam.
Kalau kapasitas truk yang lewat lebih dari tonase yang ada, Syam meminta jalan yang dilewati lebih baik ditutup.
“Kalau perlu dibuat portal saja. Itu kan tidak masuk wilayah pabrik, karena jalan daerah dan desa,” tukasnya.
Ia geram atas sikap pihak PT PG Gorontalo yang telah mengklaim lokasi dibangunnya plat duiker warga masuk wilayah perkebunan dari perusahaan.
“Kata warga, alasan pihak pabrik membongkar plat duiker, karena plat duiker itu akan melewati jalan mereka. Saya jelas tidak terima itu. Kalau sudah keluar kalimat tidak boleh melewati jalan mereka, itu dapat diartikan mereka sudah membuat negara sendiri,” terang Syam.
Sehingga menurutnya, kalau sudah seperti itu kondisi yang ada, rakyat dipersulit dan seterusnya, maka harus ada efek jera bagi pabrik.
“Minimal kembalikan lagi mereka ke visi misi awal. Bagaimana masyarakat di sekitar ikut sejahtera dengan keberadaan pabrik. Tapi, kalau sekarang kan sudah melenceng jauh. Sehingga pertanyaanya ini ulah siapa. Karena dari dulu berganti-ganti GM (General Manager), itu aman tidak ada masalah berarti. Nanti sekarang terjadi pengrusakan, pembongkaran dan klaim-klaim sepihak,” tandasnya. (RG-56)