KAMPUS (RG) – Rektor Universitas Gorontalo (UG), Dr. Sofyan Abdullah, SP.,MP., Kamis kemarin (1/12), resmi melantik para Pejabat Administrasinya di Gedung Auditorium UG. Pelantikan ini turut dihadiri Pendiri Yayasan Pendidikan DLP Gorontalo, Drs. Habu Wahidji, Ketua Yayasan Pendidikan DLP Gorontalo, Dr. Moh. Rolly Paramata, SE.,MM, Ketua Dewan Pengawas Yayasan Pendidikan DLP Gorontalo, Dr. Robby Hunawa, S.IP.,M.Si, Sekretaris Yayasan Pendidikan DLP Gorontalo, Dr. Marten Bunga, SH.,MH, Wakil Rektor II UG, Dr. Drs. Ec. H. Ilyas Lamuda, MM, Wakil Rektor III UG, Dr. Dikson Junus, MPA dan para Dekan, Wakil Dekan dan Kaprodi di lingkungan UG.
Dihadapan para pimpinan, rektor menjelaskan bahwa pelantikan ini dimaksudkan untuk promosi sekaligus mutasi. Sebab UG sudah sangat lama tidak melaksanakannya. “Saya ingin mengajak kita semua untuk memajukan UG. Karena kampus sebesar ini tidak akan maju tanpa peran semua pihak. Tidak ada lagi kubu-kubu di dalam kampus. Tidak ada lagi yang merasa hebat sendiri. Dan tidak ada lagi komunikasi yang putus. Kami mohon kita semua bisa berbaur memajukan kampus,” ungkap rektor.
Sementara itu, Ketua Yayasan Pendidikan DLP Gorontalo, Rolly Paramata dalam arahannya menjelaskan, bahwa pelantikan ini merupakan satu langkah maju untuk menjemput sebuah tanggungjawab yang lebih besar. Baginya,
prosesi pelantikan kali ini adalah tonggak bagi rektor baru UG. “Rektor baru ini punya visi yang baik, yakni bergerak bersama memberi yang terbaik. Tagline yang cukup menggugah kita, yang seharusnya senantiasa menjadi cerminan sebagai pelayan mahasiswa terdepan di UG,” terang Rolly.
Tanpa kehadiran tenaga administrasi, kata Rolly, peran daripada dosen dan pimpinan fakultas tidak akan berarti. Oleh karena itu, dirinya berharap, apa yang disampaikan rektor menjadi catatan tersendiri bagi para tenaga administrasi agar lebih baik kedepan.
Hal lain yang juga disampaikan Rolly ialah pelantikan pejabat administrasi UG yang baru dilakukan sebanyak 3 kali.
“UG ini sudah 20 tahun lebih berdiri, sementara untuk pelantikan pejabat administrasinya baru 3 kali. Ini adalah regenerasi yang diharapkan oleh sebuah organisasi. Tidak ada yang abadi pada satu tempat. Yang abadi itu adalah tanggungjawab. Tidak ada yang bisa mempertahankan jabatannya itu terus menerus. Yang ada bagaimana bisa menciptakan lingkungan pekerjaan yang baik, yang bisa menghasilkan dan mendatangkan rahmatan lil alamin,” jelasnya.
Diakui ataupun tidak, sisi administrasi di zaman ini memang mulai dianggap remeh karena kehadiran IT. Sayangnya IT ini tidak dapat menjamin sebuah proses pertanggungjawaban. Yang bisa melakukannya adalah orang-orang dibalik itu. “Tidak ada sesuatu pekerjaan yang bisa diakui benar, kalau administrasinya tidak benar,” pungkasya. (rg-63)
