- Penulis/Editor :
- Sahril Rasid
- Sri Fatmawar Dama
GORONTALO (RG.COM)—Anggaran menjadi alasan utama, batalnya Gorontalo menjadi tuan rumah Asian Mini Football Championship (AMFC) 2023.
Selain itu terjadi perbedaan pendapat, karena sejumlah kesepakatan awal antara panitia penyelenggara AMFC di Gorontalo, dengan pihak International Mini Football Federation (IMF) dan negara negera peserta tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Salah satunya adalah terkait dengan , sejumlah biaya talangan yang dibebankan terlebih dahulu kepada panitia penyelenggara oleh negara negara peserta.
Dana talangan yang dimaksud adalah dana kontribusi negara peserta masing masing senilai 50 USD yang mestinya sudah disetor kepanitia (Pemprov Gorontalo) paling lambat 20 Juni tidak terealisasi.
“ Sesuai agreement negara peserta turut berkontribusi menyetor dana 50 USD dollar ke panitia. Paling lambat 20 Juni, tapi itu tidak terealisasi,’ kata Kadis Pemuda dan Olah-Raga Provinsi Gorontalo Wahyudin Katili
Saat mendampingi Sekretaris Daerah Budiyanto Sidiki saat memberikan keterangan pers terkait pemberitaan batalnya Gorontalo menjadi tuan rumah AMFC 2023, Selasa (27/6/2023) siang tadi.
Itu salah satu masalah yang memberatkan panitia penyelenggara di Gorontalo.
Masalah lain kata Kadispora Wahyudin Katili, tidak tercapai kata kesepakatan terkait dengan mekanisme administrasi keuangan.
Contohnya adalah dalam hal kontribusi pemprov Gorontalo, senilai 50.000 Dolar Amerika atau setara dengan Rp750 juta.
“ Awalnya, pihak federasi meminta uang itu ditransfer sepenuhnya ke pihak mereka. Ini jelas tidak mungkin dilakukan oleh pemerintah Provinsi Gorontalo,” kata Wahyudin lagi.
Kenapa ? Karena kontribusi pemprov itu menggunakan dana APBD, yang dialokasikan honor wasit, panitia pertandingan, dan manajemen pertandingan lainnya, tentu dengan dana APBD tidak serta langsung dicairkan tapi ada mekanisme administrasi harus dilalui,’ kata Kadispora lagi.
Masalah paling pelik adalah negara peserta bersikeras akan membayar kontribusi mereka senilai 50 USD ketika tiba di Gorontalo.
“ Mereka meminta agar dana kontribusi mereka ditalangi dulu oleh Pemprov. Padahal sesuai kesepakatan tidak demikian’ ujar Wahyudin lagi.
Ada pemahaman dari federasi dan negara negara peserta, Pemerintah Provinsi Gorontalo sebagai tuan rumah memiliki dana cukup.
Dari beberapa kali rapat dengan pihak federasi. Akhirnya panitia AMFC di Gorontalo menyatakan ketidak sanggupan memenuhi apa yang dipersyaratakan oleh pihak federasi.
Konsekwensinya Gorontalo harus batal menjadi tuan rumah.
Sementara itu Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Gorontalo Budiyanto Sidiki mengakui sangat menyesali atas kejadian ini.
Namun demikian, itu sudah merupakan keputusan paling terbaik.
“ Kami dari panitia penyelenggara memohon maaf kepada seluruh masyarakat Gorontalo. Atas batalnya Gorontalo menjadi tuan rumah Even olah raga berskala internasional inim: kata Budiyanto Sidiki.
Penyampaian maaf ini tentunya bukan hanya kepada masyarakat. Tapi seluruh pemerintah daerah, forkopimda yang sejak dari awal tahun kemarin mempersiapkan seluruh prasarana yang ada.
Diakuinya pembatalan AMFC 2023 berdampak kepada pelaku pariwisata, hotel, rumah makan dan UMKM.
“ Semoga ke depan Gorontalo akan lebih siap. Ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua ketika menyelenggarakan even besar seperti ini,; kata Budiyanto Sidiki lagi. ******