GORONTALO (RAGORO) – Persigo yang asli ada di Devisi dua. Persigo yang dulu jadi kebanggaan rakyat Gorontalo sudah tak ada, sudah dijual. “yang ada sekarang ini adalah Persigo akal-akalan yang baru didaftarkan di Pemprov, sekali lagi, Persigo yang ada di Divisi dua sudah tidak ada,” teriak Adi Pala sambil memukul-mukul meja.
Mantan sekretaris Persigo dan sekretaris PSSI itu kemudian mengatakan bahwa dia sudah mendapatkan alur cerita tentang penjualan Persigo.
Mulai ditawarkan dengan harga berapa dan ditawar berapa. Satu hal lagi, bahwa Adhan mengatakan kalau dia yang membiayai Persigo, itu benar, tapi bukan dari kantong pribadinya melainkan uang rakyat yang bersumber dari APBD.
“dia kan Walikota ketika itu dan ingat Persigo juga mendapat uang pembinaan setiap tahun dari PSSI, ingat saya ini 32 tahun urus sepak bola, jadi persoalan bola ada di luar kepala,” tegas tokoh bola Gorontalo itu.
Adi juga heran kok Adhan yang kebakaran jenggot ketika penjualan Persigo mulai dimasalahkan. Sebagai salah satu bukti kalau Persigo sudah diperjualbelikan, Adi kemudian mengutip memberitaan di TIMES Indonesia bahwa pihak Persigo ditawarkan Rp 4 M. “anda baca sendiri berita ini,” kata Adi sembari menunjukan memberitaan di TIMES Indonesia.
Dari pemberitaan tersebut, pihak manajemen Persigo mau melepas klub tersebut pada angka Rp4 Miliar rupiah. Saat dikonfirmasi, baik Thoriq Al-Katiri maupum Suli Da’im selaku managemen klub Persigo Semeru Hizbul Wathan (PSHW), nama baru Semeru FC, keduanya kompak menjawab: bukan konsumsi publik.
Yang jelas keduanya mengaku sudah melakukan negosiasi matang sampai akhirnya menemukan kesepakatan bersama. Thoriq Al-Katiri mengatakan, memang pihak Persigo Gorontalo memberikan harga lebih murah untuk dirinya.
Hal itu didasarkan atas alasan sudah tiga musim pihaknya mengelola klub. Saat ditanya berapa harga yang dilepas untuk PW Muhammadiyah, Bang Thoriq tidak menjawab detail. “yang penting sudah jadi kesepakatan bersama,” ungkapnya.
Sama seperti Bang Thoriq, Suli Da’im selaku manajer Persigo Semeru Hizbul Wathan (PSHW) juga enggan menyebut berapa angka yang harus dirogohnya untuk mendapatkan klub liga 2 itu.
Pihaknya menyebut, hal itu sebagai rahasia perusahaan. “kalau angka rahasia perusahaan lah, menurut saya, proses ini sudah kami lakukan termasuk negosiasi untuk jadi kesepakatan bersama,” katanya.
“Bukan konsumsi publik,” imbuhnya. Bagi dirinya, adalah komitmen bersama untuk mengakuisisi Semeru FC dan Persigo tanpa mengungkap harga klub.
Sehingga dakwah PWM Jatim melalui sepakbola ini bisa terus berkembang. “yang penting kami sudah sama-sama komitmen untuk berdakwah melalui sepak bola,” ujarnya. (rg-01)