GORUT (RAGORO) – Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut), Irwan A. Usman mengatakan, vaksin bukanlah prasyarat Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di tengah Pandemi COVID-19.
“Jadi konsep prasyarat pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19, bahwasanya vaksin tidak menjadi prasyarat,” tutur Irwan, ketika ditemui belum lama ini.
Akan tetapi, Irwan menyampaikan, yang perlu diingat, pembelajaran tatap muka adalah nanti anak-anak berkumpul, anak-anak pasti akan datang dari semua arah dan berada dalam satu titik di sekolah.
“Nah, dijaga nantinya sekolah itu menjadi klaster penyebaran COVID-19. Makanya, sebelum tatap muka wajib hukumnya divaksin. Ini yang harus kita pahami,” terangnya.
Sebelumnya Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim menegaskan bahwa vaksinasi tak menjadi salah satu kriteria untuk menggelar pembelajaran sekolah tatap muka di tengah pandemi Covid-19.
Sehingga itu, Irwan mengatakan, kalau yang kemudian mempertentangkan soal hal tersebut, adalah wajar. “Namun, lagi-lagi yang patut diperhatikan adalah ketika pembelajaran tatap muka dilakukan, untuk menghindari terjadinya klaster penyebaran COVID-19 di sekolah, vaksin adalah kewajiban,” tegas Irwan.
Memang diakui Irwan, terkait dengan vaksin ini banyak juga yang melihat bahwa bagaimana dengan anak-anak yang tidak divaksin lalu mengikuti pembelajaran tatap muka.
“Pada dasarnya, untuk saat ini, kita Dinas Pendidikan Kabupaten Gorontalo Utara belum melaksanakan pembelajaran tatap muka,” jelasnya.
Karena lanjut dijelaskan Irwan, persyaratan wajib yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka, terlebih dahulu harus jelas dari sisi regulasi.
“Memang, dari sisi regulasi kita tidak serta merta. Kalau kita melihat dari SKB 4 Menteri, maka kita dengan level penyebaran COVID-19 yang kini berada pada level 1, bahkan level 3 pun, kita sudah bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka. Tetapi, itu baru satu syarat.
Sehingga kita tidak bisa menerjemahkan ketika terpenuhi satu syarat, kita sudah bisa tatap muka, tidak begitu,” terangnya. Dari segi level penyebaran, memang Gorut kini berada pada level 1. Artinya, penyebarannya rendah. Itu terpenuhi untuk pembelajaran tatap muka.
“Tapi, ingat, dari sisi regulasi dan kajian-kajian epidemiologi terkait dengan penyebaran COVID-19 yang ada di klaster sekolah, apakah ini menjadi kendala. Intinya, banyak faktor, misalnya faktor kebiasaan, faktor budaya anak-anak,” tandasnya. (RG-56)