GORUT (RAGORO) – Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) itu harus klinis. Yakni, harus diuji atau dinilai dari tiga hal. Yaitu, dari sisi sehatnya, produktif dan suistainabilitas atau keberlangsungannya.
Itu yang kemudian menjadi penekanan Wakil Bupati Gorontalo Utara (Gorut), Thariq Modanggu saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (BPMD), Kamis (8/7) kemarin.
“Ini menjadi penyampaian saya saat webinar nasional kemarin (dua hari lalu), bahwa BUMDesa itu harus klinis. Dan ternyata di sini (BPMD) juga sudah ada hasil monev. Itu yang saya lihat tadi,” ungkapnya saat diwawancarai usai sidak.
Selanjutnya kata Thariq, hal tersebut tentu perlu di cluster. Jadi, misalnya ada pertanyaan, mana BUMDesa yang sudah punya penataan keuangan yang teratur, ya atau tidak kan kita bisa cluster dari 123 desa itu, mana BUMDesa yang sudah punya pengawas itu, punya instrumen evaluasi masing-masing, itu kan ada poin-poin di situ.
“Begitu juga yang sudah punya bisnis plan yang jelas itu di cluster, sehingga akan kelihatan sekian BUMDesa yang sudah ada ini,” tuturnya.
Setelahnya, apa-apa yang telah di cluster, nantinya menjadi analisis, bahwa ini yang perlu diberi pelatihan, ini yang perlu diberi bimbingan teknis penyusunan laporan keuangan, perlu dilibatkan dalam diskusi pengembangan usaha supaya mereka paham ini ada bisnis plan dan seterusnya.
Demikian juga dengan jenis-jenis usaha BUMDesa. Seperti, dari 123 BUMDesa berapa yang sewa kursi, berapa yang saprodi dan lain sebagainya.
“Nah, lalu dianalisis mana yang progresif di situ, mana yang produktif. Jangan sampai dia (BUMDes) mati. Makanya, penyertaan modal tahun kedua kalau dia tidak produktif, maka harus ada kajian pengurus untuk merubah itu (usahanya), jangan lagi bertahan di situ. Jangan diberi modal terus, tapi tidak berkembang, itu kan tidak produktif,” tandasnya. (RG-56)
