FKM Unigo Bedah Ancaman PTM bagi Generasi Muda

96
ADV
10

KAMPUS (RGNEWS.COM) – Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Gorontalo menggelar kuliah pakar bertema Rise of Young Non-Communicable Disease: Mengapa Generasi Muda Kini Lebih Rentan Penyakit Tidak Menular, Kamis (4/12/2025) pagi di Auditorium Universitas Gorontalo.

Kuliah pakar ini menghadirkan Prof. Dr. drg. Andi Zulkifli Abdullah, M.Kes sebagai narasumber.

Ia membawakan materi terkait epidemiologi penyakit tidak menular (PTM), selaras dengan pembelajaran mahasiswa Semester V pada mata kuliah Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.

Dalam pemaparannya, Prof Andi Zulkifli membahas meningkatnya tren PTM pada kelompok usia muda, termasuk faktor risiko gaya hidup, perubahan pola konsumsi, serta tantangan pencegahan di era digital.

Ia menekankan pentingnya literasi kesehatan dan intervensi berbasis komunitas yang melibatkan mahasiswa sebagai agen perubahan.

“Kita menghadapi generasi yang aktif, cepat, tetapi rentan. Tantangan kita adalah mendorong kebiasaan sehat sejak dini,” ujar Prof Andi di hadapan peserta.

Dekan FKM, Dr. Rahmawati, S.KM., M.Kes, mengatakan kuliah pakar ini dirancang untuk memperkuat kerangka ilmiah mahasiswa terkait epidemiologi penyakit tidak menular.

Ia menilai isu PTM pada usia muda sudah memasuki fase mengkhawatirkan.

“Mahasiswa harus memahami bahwa PTM bukan lagi penyakit usia tua. Lonjakan kasus pada kelompok muda adalah alarm serius. Itulah alasan kami menghadirkan pakar untuk memberi perspektif ilmiah sekaligus solusi berbasis data,” ujar Rahmawati.

Pj Rektor Universitas Gorontalo, Dr. Rifai Ali, S.KM., M.Kes, yang turut memberikan sambutan dan membuka kuliah pakar, menegaskan, kampus memiliki tanggung jawab akademik sekaligus sosial dalam isu kesehatan masyarakat.

Menurutnya, mahasiswa FKM harus berada di garis depan edukasi publik.

“Kampus bukan hanya ruang belajar, tetapi ruang lahirnya gagasan yang menyentuh masyarakat. PTM pada generasi muda adalah persoalan nyata yang menuntut peran ilmiah mahasiswa dan dosen,” kata Rifai.

Ia berharap kegiatan seperti ini menjadi rutinitas akademik yang memperkaya kapasitas praktis mahasiswa.

Pihak fakultas berharap kegiatan ini memicu pemahaman praktis sekaligus memotivasi mahasiswa untuk mengembangkan ide dan inovasi berbasis kesehatan yang berdampak pada masyarakat. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *