GORONTALO (RG) -‘Keistimewaan’ Thariq Modanggu sebagai calon bupati Golkar Gorontalo Utara, sekaligus calon ketua DPD II Golkar Gorontalo Utara menimbulkan sejumlah pertanyaan.
Bagaimanakah perasaan jajaran pengurus DPD II Golkar Gorut ? Adakah perasaan merasa tersingkirkan ? adakah yang tersakiti diinternal Golkar ?
Karena biar bagaimanapun kader Golkar Gorut telah berdarah darah membesarkan Golkar lalu tersingkir, dari pencalonan bupati ?
Rakyat Gorontalo. Com mencoba mewancarai sejumlah petinggi Golkar Gorut, terkait perasaan mereka, ketika partai memberikan segalanya untuk Thariq Modanggu.
Thomas Mopili yang merupakan salah satu kandidat calon bupati dari Golkar menegaskan. Demi kebesaran partai, tidak ada yang harus merasa tersingkirkan.
Apalagi merasa paling berjasa lalu merasa paling pantas menjadi calon bupati. Sebagai kader Golkar semua bisa dicalonkan dan mencalonkan. Tapi patut diperhatikan keputusan partai haruslah ditaati, karena ini termasuk strategi partai.
” Kami di Partai Golkar bukan setahun dua tahun. Jika mengikuti perasaan, dan egois, merasa paling pantas, mungkin sudah lama kami tidak dipartai ini. Ini politik bung. Siapa yang dimandatkan partai itulah yang harus didukung, karena yang paling utama adalah kemenangan partai, bukan individu,’ Tegas Thomas Mopili.
Hal senada diucapkan oleh Ketua DPD II Golkar Hamzah Sidik. ” Tidak ada ! bahkan kami sebagai kader sudah lama menunggu keputusan Thariq Modanggu gabung dipartai Golkar,” terang Hamzah zidik.
Kader Muda Golkar ini memang menjadi salah satu generasi emas Golkar sebagai pelanjut.
” Saya bahkan orang paling ikhlas, jabatan DPD II Golkar diberikam kepada Thariq Modanggu. Tahun lalu malah saya sudah bernazar dan itu saya ungkapkan ke Publik. Jika Thariq Modanggu gabung Golkar, ketua DPD II Golkar saya serahkan kebeliau dan saya siap dibarisan pemenangan,’ terang Hamzah Zidik dengan nada tegas. (riel)
