KAMPUS (RG) – Sebelum membuka Kuliah Umum, Rektor Universitas Gorontalo (UG), Dr. Sofyan Abdullah, SP.,MP sempat menegaskan tentang pentingnya materi bela negara. Menurut dia, begitu banyaknya polemik dunia, seperti peperangan antara Rusia dan Ukraina, perang ekonomi Amerika dan China, bahkan Indonesia dalam hal ini NTT dan Australia tentang Pulau Pasir, sangat perlu untuk diwaspadai. “Tidak menutup kemungkinan ini juga akan terjadi kepada kita,” tegas Sofyan.
Bela negara, lanjutnya, bukan hanya menjadi tugas TNI dan Polri, tapi seluruh masyarakat Indonesia. Olehnya, kehadiran Danrem 133 Nani Wartabone, Brigjen TNI Amrin Ibrahim, S.IP sebagai pemateri Kuliah Umum, diharapkan dapat memberikan warna tersendiri bagi mahasiswa maupun para dosen. “Sepertinya kami juga perlu diajari cara menembak. Minimal kami punya persiapan dan bagaimana cara membela negara yang sangat kita cintai,” sentil Sofyan.
Sementara itu, Ketua Yayasan Pendidikan Duluwo Limo lo Pohala’a (DLP), Dr. Moh. Rolly Paramata, SE.,MM, dalam sambutannya begitu mengapresiasi kehadiran Brigjen TNI Amrin Ibrahim. Menurut dia, sangatlah jarang seorang Tentara Nasional Indonesia begitu dikenal ditengah masyarakat. “Kami hanya bisa berdoa, semoga kedepan Brigjen Ambrin Ibrahim bisa menjadi pemimpin di Gorontalo,” ucapnya.
Rolly juga menyampaikan rasa terimakasih kepada Danrem atas beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan melalui kerjasama UG dan Korem 133 Nani Wartabone. “Kerjasama ini terjalin berkat keinginan keras Dandrem untuk mengikat tali silaturahmi. Kami berharap apa yang disampaikan bisa menjadi bekal untuk kita semua,” terangnya.
Kepada Danrem, Rolly juga menjelaskan tentang yayasan pendidikan DLP. Satu-satunya pendidikan tinggi yang tidak dimiliki orang per orang hanyalah UG. “Kami hanya diamanatkan mengelola. Sehingga pengelolaannya berdasarkan amanah yang memang pertanggungjawabannya bisa secara hukum. Karena yayasan kita diakui oleh hukum dan HAM, dengan pelaporan setiap tahunnya dan audit independen oleh Kemenkumham. Satu-satunya yang melaksanakan aturan itu hanya yayasan DLP Gorontalo dan UG,” paparnya.
Filosofi yayasan, tambah Rolly, adalah menciptakan lembaga pendidikan yang murah tapi tidak murahan, yang bisa dinikmati oleh masyarakat Gorontalo. “Itu filosofinya. Dalam kondisi pandemi sekali pun, lebih baik saya menahan para dosen untuk tidak naik gajinya, daripada menaikan BPP dari mahasiswa,” pungkasnya. (rg-63)