SETIAP tanggal 20 Mei Bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Meski sudah diperingati setelah Indonesia merdeka, namun secara resmi penetapan Hari Kebangkitan Nasional baru ditetapkan melalu Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 316 tahun 1959 sebagai hari besar nasional yang bukan hari libur. Momentum Harkitnas diperingati untuk mengenang kebangkitan rakyat Indonesia, khusunya kaum pemuda dan kaum terpelajar yang menggelorakan semangat nasionalisme melalui gerakan Budi Oetomo yang tercetus pada 20 Mei 1908. Dari peristiwa inilah maka pergerakan nasional mulai menyatu ke dalam sebuah gerakan yang lebih tersistematis, terstruktur dan terorganisasi hingga lahir gerakan-gerakan kepeloporan dan kepemudaan, diantaranya peristiwa Sumpah Pemuda yang tercetus pada 28 Oktober 1928. Jika merujuk pada sejarah perjalanan Bangsa Indonesia, maka boleh disebut bahwa bangkitnya kesadaran nasionalisme pemuda Indonesia hingga bersatu dalam sebuah pergerakan untuk merebut kemerdekaan dari tangan penjajah, tidak terlepas dari kebijakan “politik etis” atau politik balas budi Kerajaan Hindia Belanda yang memberikan kesempatan kepada bangsa Pribumi Indonesia untuk mengenyam pendidikan. Disebut demikian, karena hanya berselang 8 tahun setelah kebijakan itu diberlakukan, output politik etis ini berhasil melahirkan dan mengorbitkan para pemuda Indonesia yang memiliki kesadaran nasionalisme yang tinggi untuk bersatu merebut kemerdekaan dari tangan belanda. Artinya, dengan bekal pendidikan yang menjangkau kaum pribumi, pemuda Indonesia mulai bangkit memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari pergerakan yang bersifat “kedaerahan” menjadi gerakan yang bersifat “nasional”. Dengan kata lain, bahwa pendidikan telah membangkitkan kesadaran pemuda Indonesia bahwa berjuang sendiri-sendiri secara kedaerahan merupakan sebuah kelemahan yang harus segera diakhiri jika rakyat Indonesia ingin memerdekakan diri dari penjajahan Belanda. Tidak heran, jika sejak berdirinya gerakan Boedi Oetomo yang dipelopori oleh Dr. Soetomo tersebut, maka lahirlah berbagai organisasi-organisasi kepemudaan Indonesia secara nasional, termasuk lahirnya berbagai organisasi gerakan keagamaan dan Partai politik di Indonesia dalam rentang tahun 1908-1945, seperti lahirnya Indische Partij atau Partai Hindia, lahirnya Partai Syarekat Islam yang tersebar di seluruh Indonesia, lahirnya organisasi Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama dan organisasi kepemudaan lainnya. Dari perspektif sejarah itulah, maka Hari Kebangkitan Nasional , masih sangat relevan untuk diperingati, direfleksikan dan dimaknai kembali secara kolektif oleh seluruh rakyat Indonesia. Artinya, sampai kapanpun, setiap individu Indonesia harus bangkit menata dan menatap masa depannya. Mengapa? Justru berangkat dari kesadaran individu-individu untuk bangkit itulah, sebenarnya menjadi awal mula benih-benih kebangkitan bangsa Indonesia itu tumbuh dan berkembang atau “Individu bangkit, Indonesia Jaya”, daerah maju, Indonesia Sejahtera. Salah satu prinsip mendasar yang menjadi alasan penting, mengapa nilai-nilai kebangkitan Nasional tahun ini perlu dimaknai dan direfleksikan kembali, diantaranya adalah Pandemi Covid-19 yang sudah mulai “melandai” yang dapat dimaknai sebagai momentum Indonesia bangkit. Bagaimanapun, Pandemi Covid-19 yang melanda negeri ini selama 2 tahun lamanya, telah melemahkan sendi-sendi kehidupan dan perekonomian Indonesia yang perlu dikonsolidasikan kembali secara kolaboratif. Dalam konteks lokal Gorontalo, paling tidak terdapat 2 instrumen penting yang menjadi momentum Gorontalo Bangkit dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional tahun ini. yakni Pertama, Gorontalo bangkit karena Pandemi Covid-19 yang mulai melandai dan Kedua kehadiran kepemimpinan Penjabat Gubernur Gorontalo Dr. Ir. Hamka Hendra Nur, M.Si yang dapat dipandang sebagai momentum penting untuk Gorontalo bangkit dan berbenah. Patut diapresiasi, Pemerintah Kabupaten Gorontalo telah mencanangkan tahun 2022 sebagai tahun kebangkitan, yakni tahun di mana masyarakat, pemerintah dan seluruh elemen di Kabupaten Gorontalo untuk bersama-sama bangkit memainkan peran penting setelah hampir 2 tahun lamanya daerah ini dilanda pandemi Covid-19 yang menyebabkan berbagai program yang dicanangkan Pemerintah, sempat mengalami stagnasi karena adanya kebijakan recofusing anggaran pembangunan untuk penanganan Pandemi. Tekad Gorontalo Bangkit sangat penting dicanangkan untuk merangsang daya juang dan daya kreasi masyarakat untuk berjuang dan bekerja 2 X lebih ekstra lagi sebagai kompensasi atas ketertinggalan 2 tahun yang tidak maksimal dalam berjuang dan bekerja akibat Pandemi Covid-19. Dengan begitu, maka Gorontalo dapat mengejar ketertinggalan 2 tahun itu hingga rentang waktu 2 tahun yang dilalui tersebut, tidaklah sia-sia adanya. Selain itu, momentum kehadiran dan pengangkatan Penjabat Gubernur Gorontalo, dapat pula dipandang sebagai momentum Gorontalo bangkit. Hal itu merujuk pada fenomena yang biasa terjadi, dimana Kepemimpinan baru membawa semangat baru, nuansa dan harapan baru yang lebih segar. Paling tidak, hal itu menjadi momentum penting untuk mereview kembali capaian, prestasi, kekuatan dan kelemahan selama ini. Momentum kehadiran kepemimpinan baru di Gorontalo dengan demikian, dapat dimaknai sebagai starting point bagi Gorontalo untuk bangkit. Dalam ranah realitas Gorontalo hari ini, masih banyak aspek penting yang patut dirumuskan untuk diformulasikan ke dalam ranah kehidupan masyarakat, tidak hanya dalam tataran kelembagaan, institusional, tapi juga dalam ranah personality. Diantaranya, setiap warga Gorontalo sudah saatnya bangkit untuk menghayati nilai-nilai kearifan lokal Gorontalo, bekerja cerdas, (Mo’ulindtapo), bekerja kreatif, (Motolopani), bekerja runut dan terstruktur (motoyinuto), bekerja dengan perhitungan (kulupani) yang dibarengi oleh semangat Mohuyula atau bergotong royong, Mo’awota (berkolaborasi) yang dilandasi oleh semangat persatuan dan kesatuan diantara sesama warga Gorontalo atau Buhuta waw Walama. Selain itu, berbagai resistensi kemajuan seperti mohihita, mohihiya, mohehendte’a dan motutuhiya sudah saatnya mulai dieliminir agar Gorontalo bangkit benar-benar menjadi kenyataan. Semoga. (*)
GORONTALO BANGKIT
