Gorontalo UtaraPemkab Gorut

Kadisdik Gorut Mulai Turun Monitoring Ujian Akhir SD – SMP

1272
×

Kadisdik Gorut Mulai Turun Monitoring Ujian Akhir SD – SMP

Sebarkan artikel ini
Kadisdik Gorut, Irwan Abudi Usman saat memonitoring pelaksanaan ujian akhir SD dan SMP di wilayah Kecamatan Kwandang, Rabu (18/5) kemarin. (Foto : hmskominfo_gorut)

GORUT (RAGORO) – Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut), Irwan Abudi Usman mulai memonitoring pelaksanaan Ujian Akhir tingkat SD dan SMP di Kabupaten Gorut, Rabu (18/5) kemarin.

Wilayah Kecamatan Kwandang menjadi wilayah pertama yang dilakukan monitoring bersama unsur Disdik Gorut.

Seperti diketahui sesuai jadwal yang telah diagendakan, Ujian Akhir SD dan SMP di Gorut telah dimulai sejak Selasa (17/5).

“Kita agendakan hingga tanggal 24 Mei mendatang. Di mana, pelaksanaannya secara estafet dan terpusat di masing-masing sekolah,” ungkap Irwan kepada awak media saat ditemui di ruang kerjanya.

Untuk sistem pengawasan pelaksanaan ujian, Irwan menjelaskan pihaknya menggunakan sistem pengawasan silang.
Di mana, untuk SMP diberlakukan pengawasan silang mata pelajaran.

“Kalau yang sementara diujiankan mata pelajaran Bahasa Indonesia, maka yang mengawasi adalah guru dari mata pelajaran lain, misalnya dari mata pelajaran Matematika, tetapi masih dari sekolah yang sama,” jelas Irwan.

Sementara untuk SD, yang diberlakukan adalah silang sekolah. Hal ini mengingat, rata-rata guru SD adalah guru kelas.

“Makanya yang dilaksanakan untuk sistem pengawasan ujian di SD, itu silang sekolah. Jadi, sekolah A diawasi oleh sekolah B, dan sekolah B diawasi sekolah C. Sehingga, ini bisa memberikan sebuah jaminan bahwa sistem pengawasannya begitu ketat,” tukasnya.

Selanjutnya untuk letak tempat duduk siswa peserta ujian, pihaknya kata Irwan, tetap mengacu pada standar nasional, yakni, maksimal 20 tempat duduk setiap ruang ujian.

“Kalau misalnya yang ikut ujian 21 siswa, maka 1 orang siswa ditempatkan dalam satu ruangan sendiri terpisah dengan 20 siswa lainnya, sehingga menjadi 2 kelas” terangnya.

Dan meski pelaksanaan ujian belum berbasis komputer, tapi Irwan memastikan naskah soal dalam ujian, butir-butirnya sebagai alat ukur untuk standar kompetensi siswa untuk naik pada setiap jenjang.

“Nah, itulah yang kita laksanakan, sehingga siswa dan siswi yang lulus naik jenjang adalah mereka yang benar-benar berkompetensi,” tandasnya. (RG-56)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *