GORUT (RAGORO) – Tak hanya sekadar tradisi masyarakat, khususnya di Kecamatan Atinggola yang diyakini sebagai penolak bala, Ritual Mandi Safar juga dipercaya dapat menolak Covid-19 yang saat ini tengah menjadi pandemi di kurang lebih 216 negara di dunia, termasuk Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Bupati Gorontalo Utara (Gorut) Indra Yasin, saat hadir pada Ritual Mandi Safar di Desa Buata, Kecamatan Atinggola, Rabu (6/10) kemarin.
“Mandi safar itu dimaksudkan untuk menolak bala. Baik yang kena kepada manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan, dengan harapan atas kehendak Allah, maka semua bibit-bibit penyakit, termasuk virus, yang ditimpakan kepada manusia, itu dengan satu kepercayaan akan diangkat dengan aliran air,” tutur Indra Yasin.
Lewat ritual mandi safar, Indra mengatakan, tentu ini upaya mendekatkan diri kepada Allah, kaitannya dengan pencegahan terhadap Covid-19.
Akan tetapi perlu juga dibarengi dengan ikhtiar. “Ikhtiar ini seperti memakai masker dan menjaga jarak. Intinya, mematuhi protokol kesehatan sebagaimana anjuran pemerintah,” jelasnya.
“Kita sudah berdoa kepada Allah, kita serahkan semuanya kepada Allah, tapi apa tindakan kita, tentu harus ada ikhtiar.
Sama halnya dengan orang sakit, di samping berserah diri kepada Allah, tentu kita juga harus pergi ke dokter, apotik atau rumah sakit. Itu adalah bentuk ikhtiar kita kepada Allah,” pungkasnya.
Sementara itu hadir dalam acara ritual mandi safar itu, Wakil Ketua 1 DPRD Kabupaten Gorut, Roni Imran dan Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi II Gorontalo, Ir.Naswardi,MT bersama jajaran dan Kepala Staf Kodim 1314/Gorut, Mayor TNI Samsudin Datukramat.
Hadir pula beberapa pimpinan OPD di lingkup Pemkab Gorut, di antaranya Kepala Dinas Kesehatan, Rizal Yusuf Kune, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Yunus Eraku, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Roy Van Solang, Camat Atinggola, Badrun Lakoro serta unsur kepala desa setempat. (RG-56)