GORUT (RAGORO) – Banjir di hampir sebagian wilayah Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut) masih saja mengintai, apalagi kalau hujan turun dengan intensitas tinggi dan waktu yang lama.
Jelas kondisi tersebut telah diketahui pemerintah di daerah itu.
Lalu, upaya apa yang telah dilakukan pemerintah daerah untuk setidaknya meredam situasi yang ada.
Bantuan cepat tanggap, seperti bahan pangan nampaknya sudah bosan diterima masyarakat di wilayah langganan banjir.
“Itu-itu saja, ketika banjir, bantuan turun dengan cepat, tapi hanya bantuan berupa sembako. Harusnya ada solusi, karena kami membutuhkan penanganan terhadap banjir yang terjadi,” ungkap salah seorang warga di daerah, saat ditemui di salah satu lokasi banjir di wilayah Kecamatan Tomilito.
Banjir tidak saja menerjang rumah warga. Namun, ikut menerjang lahan pertanian. Lagi-lagi gagal panen, kondisi itu sering terjadi. Apalagi di wilayah langganan banjir, seperti di Kecamatan Tomilito dan Kecamatan Anggrek. Kondisi tersebut memang sangat memprihatinkan.
Berulang kali wakil rakyat di daerah itu menyuarakan kondisi yang ada di lapangan. Namun, hingga saat ini, belum ada hal konkrit soal penanganan banjir.
Seperti yang datang dari salah seorang anggota DPRD Kabupaten Gorut dari Dapil Anggrek – Monano, Lukum Diko.
Ia mengaku prihatin dengan kondisi yang terjadi di daerah itu. Apalagi, terkini, banjir meredam persawahan warga di Kecamatan Anggrek terjadi sejak seminggu terakhir.
“Jadi, ini bukan lagi bicara soal banjir, karena bicara banjir itu musiman. Akan tetapi bencana yang saat ini terjadi, itu sudah setiap harinya dirasakan oleh masyarakat, khususnya para petani, tepatnya di Desa Ilangata,” kata Lukum Diko, belum lama ini.
Ia menyayangkan dengan kondisi tersebut. Bahkan, sampai-sampai ada seorang petani yang terpaksa menaiki perahu untuk melihat areal persawahannya yang telah terendam banjir.
“Padahal, padi yang mereka tanam, tinggal beberapa hari lagi dipanen, namun kini tak bisa dimanfaatkan, sehingga terpaksa gagal panen akibat terendam banjir,” imbuhnya.
Kondisi itu kemudian membuat para petani yang lahannya terendam banjir, merugi. Tentunya berdampak pada kondisi ekonomi dari para petani di wilayah tersebut.
“Kasihan mereka punya anak dan istri yang harus dibiayai. Kalau mata pencaharian mereka hanya petani dan tak ada pekerjaan sampingan. Maka, tentu akan sangat berdampak kepada kehidupan mereka sehari-hari,” tuturnya.
Oleh sebab itu, Ketua Fraksi Partai Golkar ini meminta hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Harus ada keseriusan dengan menyiapkan langkah-langkah konkrit dari pemerintah daerah. Pasalnya, kejadian itu bukan sekali terjadi, namun sudah dari tahun ke tahun. (RG-56)