Politik

Prof Dr Rauf A Hatu :  Gorontalo Butuh Figur Gubernur dan Wagub ‘Radikal’

190
×

Prof Dr Rauf A Hatu :  Gorontalo Butuh Figur Gubernur dan Wagub ‘Radikal’

Sebarkan artikel ini
Prof Dr Rauf A Hatu (photo Rafa)

Editor  : Sahril Rasid

GORONTALO (RG.COM)—Akademisi Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Prof Dr Rauf A Hatu menilai kandidat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Provinsi Gorontalo sekarang  dalam kapasitas SDM yang setara.

Pasalnya keempat pasangan calon ini semuanya intelektual, memiliki pengalaman dibidang pemerintahan dan memiliki visi yang jelas dan hebat. Tanpa kampanyepun, keempat pasangan calon ini telah memiliki nilai dimata masyarakat Gorontalo.

Mungkin yang membedakan, siapa yang lebih berani, ‘radikal’ dalam program dan melakukan perubahan, mendorong sector ekonomi, keberanian melawan “bernegosiasi’ dengan pemerintahan pusat soal pembagian anggaran dan menarik investor di Gorontalo.

Selain itu sepertinya fungsi gubernur dan wakil gubernur dalam penataan birokrasi dan menjalakan roda pemerintahan sama saja.

“ Mungkin itu pembedanya dan sepertinya masyarakat butuh figure gubernur dan wakil gubernur yang “berani’ bertarung serta memiliki jaringan yang kuat,” katanya

Karena dalam pandanganya jika gubernur dan wakil gubernur yang hanya hebat menata pemerintahan itu kepala daerah yang biasa saja.

 Karena menata birokrasi itu bukan tugas lagi gubernur dan wakil guberjur tapi tugas sekda.   jika sikap ‘radikal’ ini ditunjukan salah satu paslon, bisa saja simpati masyarakat akan jauh tertuju kepada pasangan calon tersebut.

 “ Siapa yang tak kenal  Tony Uloli, Marten Taha, mantan wakil gubernur dan walikota. Siapa tak kenal Gusnar Ismail-Idah Syahidah, mantan wakil gubernur dan gubernur, dan aleg DPR-RI, siapa tak kenal Nelson Pomalingo, mantanr rector 2 univeristas ternama, bupati dua periode,” kata Rauf Hatu

“  siapa tak kenal Hamzah Isa, Abdulrahman Abubakar Bahmid, pengusaha Gorontalo di Jakarta dan salah satu pejuang pendiri Provinsi Gorontalo dan Abdulrahman Bachmid  sosok matang di legislatif baik di Provinsi Gorontalo dan DPD RI,” tambahnya.

Sehingga itu secara personal masyarakat tau, di berbagai lapisan sepak terjang mereka.

“secara visi misi saya yakin, mereka  memiliki ide dan gagasan yang tidak jauh berbeda. Mungkin dalam pandangan saya, siapa lebih ‘radikal’ dan berani melakukan terobosan mengerakan sector ekonomi,  pelayanan public, dan terpenting kemampuan mempengaruhi bahkan menundukan kebijakan pusat dari sisi anggaran dan investasi,” tegas Rauf Hatu.

Dalam pandangan Rauf Hatu, kampanye hanya sebatas ceremonial  bagi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur saat ini.

“ Kampanye jika hanya dijadikan alasan minta dukungan maka keliru. Mestinya lewat kampanye paslon gubernur dan wakil gubernur harus berani menyatakan visinya yang rasional seperti dibawah 5 tahun Gorontalo akan leading sector ekonomi, dan secara politik punya bargaining hebat dengan pusat, dan itu dijelaskan secara logika kepada masyarakat dengan ruang lingkup APBD Provinsi Gorontalo,’ kata Rauf.

“ Sulit kampanye dengan janji manis, karena ruang kampanye kini dibatasi dengan neraca APBD Provinsi Gorontalo. Sehingga dengan keterbatasan tersebut, pasangan calon harus kampanye secara terukur. Contoh,  jika mendorong sector pertanian, tentunya paslon bisa menjelaskan perolehan dari sisi anggaran yang tersedia dan luas lahan yang ada dan komiditi apa yang akan dikembamgkan,’ ujar guru besar UNG tersebut.

Masyarakat dimata Rauf Hatu sekarang ini bahkan sudah bisa membaca neraca APBD sehingga mereka menilai, maka mereka bisa bedakan manan janji kosong dan rasional.

“ Selain itu tentunya untuk meraih kemenangan adalah fenomena’meya meya’. Sekalipun secara tegas saya tidak mendukung sikap dan cara tersebut. Itu sangat tidak mendidik, dan dilarang, tapi saya tidak pungkiri itu ada, mestinya Bawaslu harus lebih kuat dalam pengawasannya ” tegas Rauf Hatu menutup pembicaraan dengan wartawan Rakyat Gorontalo.Com******

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *