KABGOR – Kepribadian seseorang juga bisa dinilai lewat tutur kata yang dia sampaikan. Apalagi itu berkenaan dengan seorang pemimpin. Maka selayaknyalah itu semua diatur, minimal dipikirkan apa yang mau disampaikan.
Fanli Katili, tokoh pemuda Boliyohuto cukup menyayangkan hal itu pula terjadi pada orang nomor dua dipemerintahan. Ketika terjadi saling jawab dimedia antara Wabup Hendra Hemeto dengan Ibrahim Engahu tokoh masyarakat Batudaa Cs, tak pantas Wabup bicara seperti itu.
Tanggapan Fanka, apapun modelnya saling jawab dimedia, silahkan. Namun paling tidak kesopanan dalam bertutur kata diatur dan ditata. Karena watak manusia bisa dinilai dari tutur kata yang dia sampaikan.
” Seharusnya Tata bahasanya diatur. Masa seorang pejabat sampai mengeluarkan kata kata seperti itu. Apalagi dia Wabup,” ujarnya
Belum lagi yang beliau Wabup sampaikan dengan kata kata kurang sopan itu adalah rakyatnya. Ketika rakyat mengkritik, maka jawablah dengan santun. Bukan begitu ciri seorang pejabat.
” Om Beno itu rakyat Kabupaten Gorontalo. Berarti rakyatnya, rakyat Wabup. Ibarat orang tua (Pemimpin) pada anak (rakyat), masa mengatakan anak tolol dan dungu.” Tegas Fanka.
Presiden Jokowi saja kata Fanka memisalkan, dikritik habis pun selalu membalas dengan santun. Tak pernah membalas dengan kata kata kotor seperti itu. ” Saya malu, kata kata begitu keluar dari mulut Wabup,” ujarnya.
Mantan aktivis itu malah tidak habis pikir. iDE atau Ibrahim Engahu atau k Beno itu juga pendukung NDH kemarin. Beliau berjuang bersama memenangkan pasangan itu.
” K Beno itu pendukung NDH, yang secara tidak langsung juga memperjuangkan si Wabup ini duduk, merasakan kursi Wabup. Masa dia lupa,” ujar Fanka geleng geleng.
Terlepas dari itu semua, seharusnya Wabup harus melihat apa yang sudah dinikmatinya saat ini.
Sebab takkala mau Caleg disini (Kabupaten Gorontalo), berapa kali tak pernah terpilih.
” Ya, itu fakta. 2 Kali Nyaleg Tak duduk. Nanti bersama Prof. Nelson diperiode kedua beliau, barulah merasakan jabatan itu. Kalau bukan dengan Prof. Mungkin bahasanya lain lagi. Dan seharusnya itu beliau pikirkan dan renungi. ” Tutup Fanly. (*)