- Editor : Sahril Rasid
- Penulis : Moh Tuken Tuna
LIMBOTO (RG.COM) Pengemudi ambulance bukan hanya cakap dalam menyetir kendaraan. Tapi harus memiliki pengetahuan luas terhadap emergency saat mengendarai ambulance di jalan, dan bagaimana menghadapi kondisi darurat saat membawa pasien.
Karena jika para sopir tidak memiliki pengetahun emergency saat mengendarai ambulance, maka dikuatirkan bukan menyelematkan pasien yang lagi kritis, malah akan berakibat timbulkan kecelakaan, karena pengemudi hanya memacu ambulance tanpa memperhitungkan resiko kecelakaan ditimbulkan.
Inilah yang diharapkan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Gorontapo Roni Sampir saat memberikan sambutannya saat menghadiri sosialisasi serta emergency dan bunyi sirene yang digelar oleh persaudaraan pengemudi ambulance Indonesia (PPAI) Provinsi Gorontalo di halaman kantor dinas Kesehatan Kabupaten Gorontapo Minggu (20/08/2023) kemarin.
Sekretaris Daerah Kabupaten Gorontalo Dr. Roni Sampir menghadiri ramah tamah dan penyambutan konvoi Sosialisasi serta emergency dan Bunyi sirene.
“ Saya sangat mensuport pelatihan para pengemudi ambulance. Karena pengemudi ambulance prinsipnya berbeda dengan pengemudi kendaraan umum. Pengemudi ambulance sifatnya emergency, memiliki keistimewaan dalam berkendara karenanya sifatnya emergency,karena terkait dengan nyawa seseorang yang perlu penanganan segera,’ kata Roni Sampir.
Namun demikian, keistimewaan sopir ambulance tersebut jangan disalah persepsikan karena alasan emergency lalu main tancap gas, tanpa memperhitungkan resiko kecelakaan.
“ Jika main tancap gas tanpa memperhitungkan resiko kecelakaan itu malah jauh lebih berbahaya, karena bisa menimbulkan masalah baru,’ tegas sekda kabupaten Gorontalo tersebut.
“ Cepat, dengan cermat jangan terkesan ugal ugalan di jalan, pengemudi diberi hak mendahului dijalan tapi ada tata aturannya, seperti membunyikan sirene serta aturan aturan lainnya,” tambah Ronny Sampir.
Diakuinya belum semua masyarakat khususnya pengemudi paham aturan emergency di jalan.
“ Sekalipun ada yang paham tapi terkadang keegoisan pengemudi umum dijalan terkadang tidak memberikan prioritas lewat kepada pengemudi, dan ini sudah sering terjadi, dalam kondisi seperti ini pengemudi ambulance harus lebih mampu mengendalikan diri,’ pesan Rony Sampir.
Untuk itu kata Roni Sampir, kesempatan pelatihan dan sosialisasi tata cara mengemudi ini harus diikuti dengan baik.
Roni Sampir juga berharap, pengemudi umum baik roda empat dan roda dua, atau roda tiga untuk lebih memahami aturan ketika ambulance sedang lewat.
“ Masyarat harus memberi ruang jalan karena ini menyangkut nyawa orang yang harus segera dapat pertolongan medis,’ tegasnya.
Turut hadir legiatan tersebut, Kadis Kesehatan Ismail T. Akase, M.Kes, Ketua PPAI Provinsi Gorontalo Dedi Ismail. (*)