Universitas Gorontalo

Rustam Akili Ingatkan Pentingnya Pendidikan Karakter Dalam Pelayanan

279
×

Rustam Akili Ingatkan Pentingnya Pendidikan Karakter Dalam Pelayanan

Sebarkan artikel ini
Ketua Dewan Pembina YPDLP Gorontalo, Dr. H. Rustam Hs. Akili, SE, SH.,MH saat memberikan materi pada Bimbingan Teknis (Bimtek) Penguatan Kapasitas kepada kaprodi dan karyawan di lingkungan UG. (Foto : hms_ug)

KAMPUS (RAGORO) – Karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, dan biasanya berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap.

Hal ini disampaikan Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Duluwo Limo Lo Pohala’a (YPDLP) Gorontalo, Dr. H. Rustam Hs. Akili, SE, SH.,MH saat memberikan materi pada Bimbingan Teknis (Bimtek) Penguatan Kapasitas kepada kaprodi dan karyawan di lingkungan UG, beberapa hari lalu, di Gedung Auditorium UG.

Dalam materinya Rustam Akili menyebut, setidaknya terdapat 18 butir nilai-nilai pendidikan karakter yang perlu diperhatikan dalam pelayanan.

“Ada 18 butir nilai-nilai pendidikan karakter yaitu diantaranya religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan peduli sosial dan tanggungjawab,” imbuh Rustam.

Ia mengungkapkan, adapun poin penting yang harus diperhatikan serta dijalankan dengan baik dalam pendidikan karakter yaitu kerjasama atau gotong royong.

“Kerjasama atau gotong royong tidak bisa lepas dalam pendidikan karakter, terutama dalam menjalankan tugas yang diemban, karena dengan kerjasama atau gotong royong ini dapat membantu suatu pekerjaan tersebut dengan mudah diselesaikan, serta dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan bersama yang didasarkan pada solidaritas sosial,” jelas Rustam.

Terakhir dalam paparannya, dengan sangat bijak Rustam Akili berpesan kepada semua peserta bimtek agar terus menanamkan pendidikan karakter dalam diri setiap individu.

“Mari kita sama-sama saling bahu membahu atau bergotong royong dalam membangun kampus UG kedepannya, kita juga harus menyatukan hati, perkataan dan perbuatan dengan penuh bijaksana, karena pemimpin itu penuh dengan kewibawaan, maka tidaklah dirinya sewenang-wenang dalam menjalankan amanah yang diberikan,” pungkasnya. (RG-56/hmsUG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *