KABGOR – Hari Patriotik 23 Januari 2023 menjadi momentum bersejarah bagi seluruh rakyat Gorontalo.
Tak terkecuali Presnas (Presidium Nasional) yang dihuni para tokoh pembentukan provinsi Gorontalo dijamannya. Mereka menjadikan moment itu untuk mengenang kembali sejarah pembentukan provinsi Gorontalo.
23 tahun silam, takkala provinsi ini berdiri, sejarah itu tercatat manis dengan tinta emas, bahwa para tokoh itu akhirnya berhasil memekarkan Gorontalo menjadi satu provinsi yang mandiri.
Meski kini mereka sudah kembali keharibaanNya, namun perjuangan itu layak dikenang dalam tinta sejarah. Karena perjuangan itu berhasil menjadikan Gorontalo kini bisa berdiri dengan kaki sendiri.
Presnas pun memulai Napak tilasnya menziarahi beberapa makam mereka, para sepuh.
Mulai dari Makam Alm. Nasir Mooduto di Suwawa. Lalu ke makam Alm. Jamaludin Panna, Alm. Hasan Abas Nusi, Alm. Arusdin Bone, Alm. Ahmad Pakaya, Alm. David Bobihoe, Alm. Ibrahim Buloto.
Dalam ziarah itu selain membacakan doa bersama, Alfateha dan Surah Yasin hingga bersilaturahmi dengan sanak keluarga. Sambutan pun cukup akrab terjalin.
Hi. Hamid Dude dan Opan Lasaupu yang hadir pada ziarah itu bersama anak santri Albaroqa cabang Isimu mengatakan, di momentum hari patriotik ini ada sejarah yang tak boleh terlupakan. Dimomentum 23 Januari 2000 tahun lalu itulah provinsi Gorontalo ini berdiri.
” Kita ingin mengenang itu. Karena sejarah itu tak bisa kita lupakan. Dan Presnas ingin momentum itu harus tetap segar dalam memori ingatan kita semua. Bahkan hingga anak cucu rakyat Gorontalo,” paparnya.
Olehnya mewakili Ketua dewan pembina Presnas, Prof. Nelson Pomalingo, tokoh deklarator pula Provinsi Gorontalo ini berdiri, Ketua Presnas Azan Piola mengucapkan selamat hari patriotik 23 Januari, dan kenangan itu jangan terkubur sampai kapanpun. Bahwa 23 tahun lalu provinsi ini berdiri dan 81 tahun lalu Gorontalo merdeka harus terus dikenang. (*)