Gorontalo UtaraPemkab Gorut

Banyak Proyek PEN di Gorut Tak Capai Target, Sekda : Salah Siapa ?

350
×

Banyak Proyek PEN di Gorut Tak Capai Target, Sekda : Salah Siapa ?

Sebarkan artikel ini
Rapat monitoring dan evaluasi program kegiatan dana PEN di Kabupaten Gorontalo Utara, Senin (12/12/2022). (Foto : 89_rg)

GORUT (RAGORO) – Hingga saat ini realisasi fisik dari sebagian besar proyek pembangunan yang bersumber dari dana pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Kabupaten Gorontalo Utara masih di bawah target.

Bahkan mengalami deviasi negatif di atas 30 persen. Artinya, rata-rata proyek terpaksa harus dilakukan penambahan waktu pekerjaan atau adendum kontrak.

Baru 4 yang telah rampung, dari total 25 paket pekerjaan, 22 berupa jalan dan jembatan oleh Dinas PUPR dan 3 berupaya fasilitas kesehatan di Rumah Sakit dr Zainal Umar Sidiki.

Sementara terinformasi sebanyak 13 paket pekerjaan terancam putus kontrak.

Sekretaris Daerah Gorontalo Utara, Suleman Lakoro mengaku kecewa dengan kondisi tersebut.

Ia prihatin beberapa pekerjaan yang didanai dari pinjaman dana PEN seharusnya dimanfaatkan dengan baik, justru tidak dapat dimaksimalkan.

“Sudah harus kita mencicil setiap tahun, tapi realisasinya tidak maksimal,” keluh Suleman saat hadir memimpin rapat dalam rangka monitoring dan evaluasi program kegiatan yang didanai lewat dana PEN, Senin (12/12/2022).

Ia kemudian mengaku sempat bertanya-tanya dalam hati, siapa yang bersalah atas permasalahan yang terjadi.

Sehingga Suleman melihat ada dua hal yang berdampak dengan tidak maksimalnya realisasi PEN.

“Saya berpikir terkait dengan daerah Gorontalo Utara ini, kira-kira ada dua hal yang berdampak. Pertama, akibat dari keterlambatan penyelesaian proyek ini, berefek pada penyerapan APBD,” ungkap Suleman.

Faktanya, lanjut kata Suleman dari seluruh kabupaten/kota yang ada di Provinsi Gorontalo, untuk penyerapan APBD, Gorontalo Utara paling terendah.

“Belum mencapai 80 persen. Baru 73 persen kalau tidak salah. Sementara daerah lain sudah 80 persen ke atas. Ini salah satunya diakibatkan dari pekerjaan PEN ini yang mangkrak,” sebut Suleman.

Memang diakui Suleman, di awal, Pemda Gorut mengajukan pinjaman sebesar Rp 200 miliar dan disetujui sebesar Rp 193 miliar.

Di mana, dari Rp 193 miliar itu yang terkontrak sebanyak 28 paket pekerjaan. 23 pekerjaan di Dinas PU dan 5 pekerjaan di Rumah Sakit ZUS.

Namun seiring berjalannya waktu, 1 pekerjaan di PU dan 2 pekerjaan di Rumah Sakit tidak bisa dilaksanakan dengan alasan waktu.

“Tentu besar harapan pemerintah daerah, realisasi proyek PEN ini dapat berdampak positif kepada masyarakat, terutama pemulihan ekonomi,” imbuhnya.

Namun kondisi saat ini menurut Suleman sangat disayangkan.

“Kita kecewa, karena memang dilihat dari progres pekerjaan deviasinya malah minus. Dan ini tentu merupakan pekerjaan berat bagi kami pemerintah daerah. Sehingga untuk selanjutnya kita harus berhati-hati dalam mengambil keputusan,” tandasnya. (RG-56)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *