KAMPUS (RG) – Pelatihan Building Information Modelling (BIM) kembali digelar Fakultas Teknik Universitas Gorontalo (UG), di Auditorium UG.
Untuk batch 2 ini, Fakultas Teknik UG masih menggandeng Balai Jasa Konstruksi (BJK) Wilayah VI Makassar untuk mendukung perkembangan industri 4.0 di Indonesia.
Para peserta pelatihan yang terdiri dari alumni fakultas teknik, mahasiswa dan pelaku usaha jasa konstruksi ini akan mengikuti pelatihan selama 6 hari, sejak Senin kemarin (17/10) hingga 22 Oktober.
Seperti diketahui, bahwa teknologi BIM adalah satu atau beberapa model virtual gedung yang dibuat secara digital. Model ini mendukung seluruh fase desain, memungkinkan analisis dan kontrol yang lebih baik dari proses manual.
Setelah selesai, model yang dibuat akan berisi geometri dan data akurat yang dibutuhkan untuk mendukung aktivitas konstruksi, pabrikasi, dan pengadaan dalam rangka merealisasikan gedung tersebut.
Para pengguna merasakan banyak manfaat BIM. Perusahaan yang menggunakan BIM merasakan manfaatnya dalam penjadwalan, pembuatan estimasi, dan analisis risiko, proses yang lebih kolaboratif, dan manajemen fasilitas yang lebih baik.
BIM juga memberikan peluang untuk mencoba solusi sebelum membangun struktur di lapangan dengan model yang dapat dibangun, prototipe struktur dapat dibuat secara virtual.
Para pihak proyek dapat memahami dan meninjau desain dengan lebih mudah, sehingga terjamin akurasi dan kelengkapannya, serta memberikan visualisasi dan evaluasi alternatif dalam hal biaya dan paramater proyek lainnya. BIM telah diapresiasi dalam meningkatkan komunikasi antar pihak proyek dan kualitas yang secara umum lebih baik.
Dekan Fakultas Teknik UG, Dr. Moh. Ramdhan Olii, ST.,M.Eng menjelaskan, bahwa kegiatan ini ditargetkan untuk peningkatan sumber daya manusia (SDM), khususnya para dosen, alumni dan mahasiswa UG.
“Diharapkan setelah pelatihan ini para peserta dapat memahami BIM untuk perkembangan industri 4.0 di Indonesia,” ungkapnya.
Khusus para alumni UG yang sejauh ini belum terserap kerja, Ramdhan meminta agar para alumni lebih meningkatkan lagi kemampuan penguasaan software yang berbasis keteknikan. Sebab yang menjadi tantangan kedepan ialah teknologi sudah berbasis digitalisasi. (rg-63)