DALAM aspek-aspek tertentu hidup dan kehidupan anak manusia terkadang menyimpan misteri yang seakan sulit diterawang bahkan untuk dimengerti sekalipun. Dalam hal nasib jalan hidup dan masa depan seseorang misalnya,jangankan orang lain, diri sendiri pun sulit untuk memastikannya. Itulah realitas hidup yang sesungguhnya. Ada ungkapan yang mengatakan, selain faktor usaha, ikhtiar dan kerja keras, terdapat sebuah keyakinan di sebagian kalangan, bahwa keberhasilan, kesuksesan atau bahkan kegagalan seseorang, diyakini terdapat “faktor X” yang turut mewarnai dan mempengaruhinya. Meski terkadang hal itu sulit dipercaya, namun ada-ada saja petunjuk dan indikasi yang menguatkan pendapat itu. Jika merujuk pada fenomena hidup yang sesungguhnya, bahwa dalam hidup ini, memang terdapat isyarat yang “tersurat” dan ada pula isyarat-isyarat yang “tersirat”. Bahkan di sebagian kalangan ada yang mengatakan, baik membaca yang tersurat dan membaca yang tersirat itu sama pentingnya. Membaca yang tersurat itu hanya membutuhkan mata penglihatan biasa, namun membaca yang tersirat membutuhkan mata hati dan mata batin yang tidak biasa. Membaca yang tersurat dan membaca yang tersirat juga penting, untuk membangun keharmonisan dan keselarasan hidup. Itulah sebabnya, tampilnya orang-orang hebat, tokoh besar yang dikagumi dan dihormati misalnya, atau orang-orang yang dianggap “beruntung” hidupnya, selalu saja dihubung-hubungkan, atau dikait-kaitkan dengan angka hoki, angka keberuntungan. Atau dihubungkan dengan hari, tanggal dan tahun kelahiran, bahkan dihubungkan pula dengan angka-angka dibalik nama. Menjadi menarik, karena dalam aspek-aspek tertentu, percaya atau tidak percaya, kekuatan mata batin untuk membaca yan tersirat itu telah terbukti adanya. Di Indonesia misalnya, ada yang mempercayai bahwa mereka yang lahir bulan Juni memiliki “potensi” menjadi pemimpin besar. Buktinya, dari 7 Presiden di negeri ini, 4 tokoh diantaranya adalah lahir bulan Juni, diantaranya mendiang mantan Presiden Soekarno, Soeharto, BJ Habibie dan Presiden Jokowi. Demikian pula di Gorontalo, Rusli Habibie, Adhan Dambea, Syarif Mbuinga, Indra Yasin adalah deretan tokoh pemimpin yang lahir di bulan Juni. Kalaupun ada pemimpin besar, pemimpin negeri atau pemimpin daerah yang lahir di bulan yang lain,, seperti mantan Presiden SBY, Megawati Soekarno Putri, kemudian di Gorontalo ada Bupati Nelson Pomalingo yang lahir bulan Desember, Walikota Marten Taha yang lahir di bulan Agustus dan tokoh lainnya, namun terdapat aspek-aspek tertentu yang dipercaya mempengaruhi karakter dan garis keberuntungan mereka yang dipengaruhi oleh unsur “Ying dan Yang”. Ada yang dipengaruhi oleh hari lahir, tanggal kelahiran dan angka-angka yang terkuak dari balik nama yang disandangnya. Bahkan ada pula yang ditentukan oleh SHIO, Horoscope dan sebagainya. Tidak ketinggalan juga ada pula yang konon dipengaruhi tanda-tanda tertentu yang ada dalam anggota tubuh seperti “tahi lalat” atau tanda lahir. Dalam konteks ini menjadi menarik, adalah perjalanan karir dan garis keberuntungan Dr. Roni Sampir, S.Kep, M.Kes yang kini menjabat Sekretaris Daerah Kab. Gorontalo. Jika merujuk pada perjalanan karirnya sebagai ASN, boleh disebut, ia memiliki karir cemerlang hingga dipercaya menjadi Panglima ASN di Kab. Gorontalo. Bahkan jika ditelusuri dari angka-angka yang terbersit dari namanya, kemudian hari, tanggal dan tahun kelahirannya, Roni Sampir nampaknya memang memiliki garis keberuntungan yang terbaca secara tersirat dengan mata batin yang tajam. Meski ia terlahir pada 20 Maret 1966, namun dari berbagai pendekatan berdasarkan unsur “Yin dan Yang” dan ilmu numerologi, maka Roni Sampir memancarkan angka-angka yang selaras nan harmoni sehingga jalan hidupnya memancarkan garis hidup yang “bercahaya” atau dalam Bahasa Gorontalo disebut sebagai “Tinelo” Yin adalah unsur feminin yang memiliki warna hitam, dan unsur Yang adalah unsur maskulin yang memiliki warna putih. Interaksi antar kedua unsur ini akan menciptakan esensi kehidupan yang sesungguhnya. Keduanya juga saling memberi makna, saling menunjang, berjalan seiring dan sejalan sehingga terjadi keseimbangan dan keselarasan. Sementara numerologi, angka-angka yang membawa vibrasi tertentu yang memengaruhi persepsi tentang hidup, ciri kepribadian, hingga pilihan yang digandrungi bahkan hobi yang menggambarkan sebagai `Life path number` atau angka kehidupan. Dari tanggal dan bulan kelahirannya, Roni Sampir nampanya menyandang SHIO KUDA yang melambangkan sebagai “kekuatan”, keperkasaan dan keberuntungan. Pemimpin-pemimpin besar di dunia seperti Napoleon Bonaparte sangat meyakini “kekuatan” kuda sebagai lambang “kemenangan”. Bahkan Seokarno, Soeharto dan tokoh lainnya sangat menyukai kuda yang dapat mengilhami pencapaian berkat kekuatan dan keperkasaannya. Sementara dari angka kelahirannya 20 Maret 1966, maka angka Roni Sampir melahirkan angka kehidupan 9. Dalam kepercayaan Jawa Kuno, angka 9 menggembarkan “kekuatan”, kesucian yang dikaitkan dengan “wali songo” yang mampu menaklukkan kekuatan-kekuatan mistik “aura panas” hingga mampu menyebarkan Islam di Pula Jawa. Keberhasilan menyebarkan Islam di Pulau Jawa di tengah masyarakat Hindu dan Animisme kala itu dipandang sebagai “kemenangan”, keberkahan dan pencapaian tertinggi. Bagi masyarakat China angka 9 juga dianggap unik dan istimewa, karena diyakini memancarkan cahaya kesuksesan dan pencapaian tertinggi. Bahkan Kekaisaran China kuno sangat dekat dengan hal-hal yang berbau angka 9. Hal ini terlihat dari arsitektur dan kostum kerajaan yang didominasi motif 9 naga. Misalnya, Dinasti Ming (1368-1644) meyakini kekuatan angka 9 hingga mampu dan selamat melewati ‘Kota Terlarang’ di pusat Kota Beijing. Di komplek kerajaan yang sampai saat ini masih terawat dengan baik terdapat 9.999 bangunan yang melambangkan angka panjang umur dan berkuasa bagi kaisar. Dengan demikian, garis keberuntungan Roni Sampir berada pada angka 9 yang secara tersirat menggambarkan “kekuatan”, kemenangan dan pencapaian tertinggi”. Dari sini dapat diperoleh gambaran bahwa mereka yang memiliki angka kehidupan 9, harus berani maju, tidak boleh ragu-ragu apalagi takut untuk bertarung, karena kemenangan dan pencapaian tertinggi melekat dan memancarkan cahaya dalam kehidupannya. (la)
Roni Sampir, Antara Karir, Karakter dan Garis Keberuntungan
Sahril Rasid5 min baca
