KABGOR – Sejarah telah terukir ditahun 1942. Gorontalo lebih dulu merdeka, 2 tahun sebelum kemerdekaan Indonesia tahun 1945. Lewat sebuah sejarah itu, maka momentum 23 Januari punya makna memiliki 2 makna bagi Bupati Nelson Pomalingo.
Yang pertama adalah hari patriotik itu merupakan momentum membebaskan diri dari penjajahan. ” Ya, hari itu, 23 Januari adalah moment kita rakyat Gorontalo merdeka dari penjajah ditahun 1942. Itu patut kita syukuri,” ujar Nelson.
Yang kedua, tanggal 23 Januari tahun 2000 juga merupakan momentum pemekaran, Provinsi Gorontalo.” Ditanggal itu pula, pemekaran Gorontalo terjadi. Pemekaran rakyat Gorontalo yang ingin membangun kemandirian daerahnya,” ujar Bupati.
Sehingganya dari dua momentum itu bagi Bupati Nelson Pomalingo adalah 2 moment yang punya nilai sejarah yang luar biasa.
Berangkat dari hal itulah, Bupati Nelson Pomalingo membesuk tokoh perjuangan provinsi Gorontalo kala dimekarkan dahulu, Bapak Drs. Jamaluddin Panna diusianya 72 tahun.
“Tahun 2000 itu, Bapak Jamaludin Panna inilah tokoh yang bersama kita, ngotot untuk memekarkan diri. Semangat beliau harus menjadi contoh bagi kita. Dan kini sudah 21 tahun berdiri, beliau punya karya karya terbaik,” ujar Bupati.
Meski bukan orang Gorontalo, suku Bugis. Namun perjuangan beliau sunggu luar biasa, dan itu dinikmati semua rakyat Gorontalo.
” Saat ini beliau terbaring sakit dan selalu saya meluangkan waktu untuk berkunjung ke beliau, ” ujar Bupati. (RG.53)