BOTU (RG) – Pada tahun 2022 ini, Dinas Pangan provinsi Gorontalo, turut menitikberatkan program pada ketersedian pangan, keterjangkauan pangan dan pemanfaatan pangan.
Yang diharapkan oleh jajaran Komisi II Deprov, agar hal itu dapat mengantisipasi status desa-desa khususnya di provinsi Gorontalo yang masuk atau dikategorikan pada Desa Rawan Pangan.
“Karena, untuk ketersediaan pangan, provinsi Gorontalo cukup surplus,” ujar Ketua Komisi II Deprov, Espin Tulie, usai memimpin Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan mitra kerjanya dari Dinas Pangan Provinsi Gorontalo, pekan lalu.
Karena, menurut Espin, ada beberapa desa yang masuk rawan pangan, yakni sekitar 140-an desa. “Desa rawan pangan ini, sudah berangsur-angsur turun level. Dari sangat rawan pangan, menjada desa rawan pangan,” sahut Espin.
P2L HINDARI COVID
Pada program lainnya di Dinas Pangan, Komisi II Deprov juga berharap, kegiatan seperti Pengentasan Kemiskinan dan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang diprogramkan oleh kementrian, turut menuai dampak dalam menumbuhkan kratifitas masyarakat di masa pandemi Covid-19, seperti pertanian yang berbentuk hidroponik.
“Karena, setiap tahunnya, ada beberapa desa di kabupaten, mendapat alokasi P2L ini, sekitar Rp 60 juta, yang dikelola kelompok-kelompok di masyarakat,” ungkap Espin Tulie.
“Dimana, untuk pengentasan kemiskinan dari program ini, telah mengintervensi kurang lebih 1000 kepala rumah tangga yang masuk dalam DTKS, diberikan bantuan untuk kebutuhan pembelian komoditi pangan.” pungkasnya. (humas)