GORUT (RAGORO) – Kabupaten Gorontalo Utara berada pada daerah yang dilalui sesar atau patahan. Sehingga kapan pun potensi tsunami dapat saja terjadi.
Oleh karena itu, saat ini, tengah dipersiapkan langkah-langkah strategis sebagai bentuk dari pada mitigasi bencana. Hal itu pun disupport langsung oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Gorontalo dengan mengkoordinasikan langkah-langkah yang perlu dipersiapkan kepada Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara (Pemkab Gorut) lewat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Bahkan, pihak BMKG Stasiun Geofisika Gorontalo, yang dipimpin langsung Gandamana Matondang selaku Kepala Stasiun Geofisika Gorontalo telah berkunjung ke Pemkab Gorut membahas soal langkah persiapan yang akan dilakukan.
“Alhamdulillah kita sudah dikunjungi oleh Kepala BKMG Provinsi Gorontalo untuk mensosialisasikan kondisi wilayah Kabupaten Gorontalo Utara dilihat dari segi kebencanaan,” ungkap Pelaksana Harian (Plh) Sekda Gorut, Suleman Lakoro yang saat itu didampingi Kepala BPBD Gorut, Asri Ode, usai menerima kunjungan pihak BMKG Gorontalo di kantor BPBD Gorut, Selasa (5/10) kemarin.
Selain menyampaikan situasi dan perkembangan kebencanaan di daerah itu, pihak Stasiun Geofisika juga akan melakukan pembangunan fisik guna menunjang mitigasi bencana. “Di antaranya, mengadakan sirene peringatan tsunami yang baru.
Di mana, alat tersebut yang saat ini terpasang di depan kampus Ichsan Gorut itu akan diganti dengan yang baru yang lebih canggih lagi,” imbuhnya.
Selanjutnya, dijadwalkan pada 12 Oktober 2021 nanti, pihak BMKG Stasiun Geofisika Gorontalo akan mengadakan survey dan verifikasi lapangan untuk melihat wilayah-wilayah mana yang bisa dijadikan jalur evakuasi ketika terjadi bencana tsunami.
“Sehingga ini bisa meminimalisir korban jiwa ketika terjadi potensi tsunami,” terang Suleman. Lanjut Suleman, tentu fungsi dari pada pemetaan awal untuk tempat evakuasi, terkait tiga hal, yang pertama, wilayah yang padat penduduknya, kemudian di situ ada fasilitas pemerintah dan daerah pariwisata.
“Ini yang harus kita jaga. Tapi, kita berdoalah, semoga ini tidak akan terjadi. Hanya memang sebagai manusia kita harus ada ikhtiar, ada persiapan ketika bencana itu terjadi dalam rangka tujuannya satu, untuk meminimalisir terjadinya korban jiwa,” tandasnya. (RG-56)