Pesan Prof. Haedar Kepada Ratusan Ribu Mahasiswa PTMA

322
ADV
10
KETUA Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si.

Kuliah Umum AIK

KAMPUS (RAGORO) – 100 ribu mahasiswa dari 164 Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) seluruh Indonesia, Senin kemarin (4/10), mengikuti Kuliah Umum Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) secara live di kanal Youtube Muhammadiyah Chanel.

Kuliah umum ini merupakan mata kuliah wajib bagi PTMA, termasuk Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO).

Dalam pengantar katanya, Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Prof. H. Lincolin Arsyad, M.Sc., Ph.D
berpesan kepada mahasiswa yang sudah diterima oleh perguruan tinggi Muhamadiyah untuk dapat mengembangkan diri. Khusus untuk memahami AIK, Lincolin meminta mahasiswa PTMA dapat dibantu oleh para dosen pribadi yang tangguh.

Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si sebagai pemateri AIK menegaskan, bahwa Al-Islam dan Kemuhammadiyah merupkan nilai-nilai yang mendasar di Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah.

Bagi mereka yang tidak beragama Islam, tidak ada halangan untuk dapat memahami AIK, dengan harapan memiliki pandangan positif tentang Islam dan Muhammadiyah.

“Kita hidup di era perubahan dan kemajuan zaman abad ke-21 yang melintas batas, sehingga ketika ananda belajar AIK manfatkanlah untuk memahami nilai-nilai kehidupan yang semakin kompleks,” ungkapnya.

Dengan memahami mata kuliah AIK, diharapkan mahasiwa PTMA dapat memiliki arah, tujuan, dan kerangka berfikir sesuai dengan dasar nilai-nilai luhur agama.

Selain menjelaskan nilai dasar, Haedar juga menjelaskan tiga hal pokok yang terkandung pada agama Islam sesuai dengan konsep dasar yang telah dirumuskan oleh Majels Tarjih PP Muhammadiyah.

Ia pun berharap kepada semua mahasiswa PTMA, agar selain belajar Al-Islam dan Kemuhamadiyahan juga menjadi mahasiswa yang belajar nilai-nilai kemajuan.

Mengenai Muhammadiyah, Haedar menjelaskan sejarah berdirinya Muhammadiyah sebagai gerakan pengikut Nabi Muhammad SAW dan sebagai gerakan pelopor kemajuan yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan, sekaligus adanya ‘Aisyiyah sebagai gerakan pelopor perempuan.

Pada akhir penjelasanya, Haedar berpesan kepada mahasiswa untuk menjadi mahasiswa Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang taat dalam beragama.

“Apapun agamanya, menjadi orang-orang yang beragama secara tulus, baik, selalu mendekat kepada Allah dan menjadi agama sebagi nilai luhur untuk ketundukan, keselamatan, kepasrahan, serta kesucian sekaligus juga menjadikan agama yang membawa kemaslahatan dan kemajuan hidup,” pungkasnya. (rg-63/SUARAMUHAMMADIYAH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *