Kabupaten Gorontalo

Masa Sekolah Tatap Muka Terbatas Dimulai, Fory: Protkes Jangan Diabaikan

278
×

Masa Sekolah Tatap Muka Terbatas Dimulai, Fory: Protkes Jangan Diabaikan

Sebarkan artikel ini
Tampak dengan aba-aba tangan. Fory Naway memberikan pesan agar tetap mematuhi 3 M protokol kesehatan. (Foto:dok)

KABGOR – Bunda PAUD Kabupaten Gorontalo, Prof. fory Naway, menyambut baik kebijakan pemerintah daerah yang telah menerapkan belajar tatap muka terbatas.

Karena menurut Fory Naway, profesi guru tidak akan tergantikan oleh teknologi. Ia mengatakan dalam proses belajar mengajar secara tatap muka ada nilai yang bisa diambil oleh siswa, seperti proses interaksi sosial, budaya, etika, dan moral yang hanya bisa didapatkan dengan interaksi sosial di dalam lingkungan pendidikan.

” Adanya pandemi COVID-19 yang hingga saat ini belum berakhir membawa dampak pada perubahan pola pembelajaran dari tatap muka (konvensional) menjadi daring,” Kata Fory.

Dosen bergelar Profesor itu mengatakan, Kondisi ini tentu menjadi tantangan bagi para guru maupun murid yang selama ini terbiasa dengan pola dan model pembelajaran tatap muka.

penerapan pembelajaran daring banyak memberikan hambatan dan kendala bagi para guru, murid, maupun orangtua.

” Banyak faktor yang menjadi penghambat berjalannya pola pembelajaran ini, seperti persebaran jaringan internet yang belum merata, sampai pengetahuan juga keterampilan dalam memanfaatkan dan mengelola kegiatan belajar mengajar daring yang minim,” Jelasnya.

Ketua TP- PKK Kabupaten Gorontalo itu menuturkan, pembelajaran tatap muka terbatas dianggap masih yang paling ideal dan efektif untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

Lanjut fory, profesi guru tidak akan tergantikan oleh teknologi.proses belajar mengajar secara tatap muka ada nilai yang bisa diambil oleh siswa, seperti proses pendewasaan sosial, budaya, etika, dan moral yang hanya bisa didapatkan dengan interaksi sosial di dalam lingkungan pendidikan.

Karena itu, dirinya berharap walaupun belajar tatap muka terbatas sudah dimulai namun bagi kita semua tetap memperhatikan protokol kesehatan.

“Guru harus sudah divaksin, untuk anak didik PAUD tidak perlu divaksin. anak SD – SMP umur 17 tahun keatas minimal sudah divaksin tapi tidak ada pemaksaan karena banyak juga terhambat dengan screnning kesehatan,” Jelasnya.

Pembukaan sekolah dalam belajar tatap muka terbatas mengantisipasi bukan menjauhi corona tapi justru melawan dan menyikapi corona dengan cerdas “Pakai masker, jaga jarak wajib, demikian juga bagi mereka orang tua mendampingi ke sekolah wajib sudah dibaksin serta protokol kesehatan diterapkan,” pinta Fory.

Fory mengungkapkan, dalam belajar tatap muka ini, sistem bekajarnya sudah diatur.

” jadi, jumlah siswa 36 maka dibagi dua kelas. Mereka belajar satu jam kalau untuk anak PAUD. SD Dan SMP dua jam, tidak harus lama,” ungkap Fory.

fory menuturkan, satu kali belajar tiga mata pelajaran terintegrasi. Karena satu kali membuat tugas tatap mukanya lebih update penjelasannya.

” Penerapan protokol kesehatan menjadi kunci penting pencegahan penyebaran COVID-19. Wajib merapkan 3M dan sekolah wajib sediakan tempat cuci tangan disetiap sudut ruangan,” pungkas Fory Naway.

Terkahir, Kata Fory, Ini menjadi bagian kebagian bagi anak-anak. Senang dan bahagia adalah bagian menaikan imun. Dan kebahagian itu bukan didapat di rumah justru pertemanan mereka saling interaksi sosial. (RG.53)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *