KotagorOpening

Walikota Bahas, Lonjakan BOR Rumah Sakit Rujukan Daerah

176
×

Walikota Bahas, Lonjakan BOR Rumah Sakit Rujukan Daerah

Sebarkan artikel ini
Walikota pada saat mengikuti rapat Dewan Pengurus Pusat APEKSI secara Virtual, Senin (9/8, Foto Hms)

PEMKOT (RAGORO)- Lonjakan kasus covid -19 terjadi di sejumlah daerah beberapa pekan terakhir.

Akibatnya keterisian Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit rujukan meningkat drastis.

Ironinya, lonjakan kasus itu turut mempengaruhi status PPKM diwilayah rumah sakit itu berada, salah satunya adalah wilayah Gorontalo.

Persoalan ini menjadi salah satu topik utama pada rapat Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) secara Virtual, Senin (9/8/21).

Walikota Gorontalo Marten A. Taha yang juga merupakan Wakil Ketua Umum 1 Bidang Pemerintahan dan Otonom Apeksi Pusat, mengungkapkan, kondisi ini sangat mempengaruhi kenaikan data kasus positif berdasarkan BOR.

“Sebagai Rumah Sakit Rujukan Covid -19 yang di tunjuk Kemenkes, tentu kami tidak hanya melayani pasien asal kota gorontalo. Yang jadi persoalan keterisian BOR, diidentikan dengan kenaikan status PPKM di Kota Gorontalo, “ungkap Marten dalam rapat tersebut.

Marten mengatakan, jika dihitung hanya sekitar 28 persen pasien Kota Gorontalo yang menjalani perawatan. Menurutnya, angka tersebut melonjak menjadi 86 persen berdasarkan BOR.

“Jika BOR jadi parameter, maka status level kita akan semakin naik. Padahal status PPKM kota Gorontalo berada pada level 3 bahkan bisa turun pada level 2,”ucapnya.

Tidak hanya di Kota Gorontalo, kata Martem disejumlah pemerintah daerah lainnya mengalami hal yang serupa, seperti Kota Banjarmasin. Menurut penjelasan Walikota Ibnu Sina, kata Marten, keterbatasan tenaga medis dan peralatan kesehatan juga kewalahan menyikapi lonjakan kasus tersebut.

“Ini menjadi persoalannya yang sama, maka perlu ada tindak lanjut rekomendasi usulan ke pusat, “ujarnya. Lanut, realisasi vaksinasasi, penerapan PPKM juga turut di utarakan oleh para walikota pengurus pusat Apeksi. Topik semakin meluas ketika para ketua komsariat wilayah 1 sampai 6 Apeksi diberikan kesempatan menyampaikan kendala yang dihadapi.

Selain penangananan dihilir Marten juga memaparkan yang dilakukan pihaknya di hulu. Marten menekankan, bahwa penanganan penyebaran covid -19, harus melibatkan semua pihak termasuk tingkat RT, RW dan kelurahan.

“Dikota Gorontalo upaya pencegahan bukan hanya bertumpu pada puskesmas, tetapi melibatkan RT, RW untuk mengintensifkan testing, tracing dan treatment, “ungkapnya.

Demikian juga percepatan vansinasi, Marten sampaikan Pemerintah Kota Gorontalo juga bekerjasama dengan TNI/Polri, Perguruan Tinggi serta para relawan, untuk mendorong masyarakat agar divaksin.

“Alhamdulillah capaian vaksinasi di Kota Gorontalo sudah 50 persen lebih. Sehingga terget kita diakhir tahun nanti bisa terealisasi semuanya, “tutup Marten.(tr11).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *