Bonbol

Lima Bulan Beroperasi, PAD Bonebol Lewat QRIS Capai Rp34,5 Juta

202
×

Lima Bulan Beroperasi, PAD Bonebol Lewat QRIS Capai Rp34,5 Juta

Sebarkan artikel ini
TAMPAK salah seorang warga saat membayar retribusi parkir menggunakan QRIS di kompleks Center Point Bone Bolango. (F.dok.Istimewa)

BONE BOLANGO (RAGORO) – Sejak digalakkan penggunaan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) pada bulan Maret hingga Juli 2021, total penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bone Bolango lewat QRIS mencapai Rp34,5.

Kepala Badan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BKPD) Kabupaten Bone Bolango, Jusni Bolilio, mengatakan penggunaan QRIS untuk PAD di Bone Bolango sudah diberlakukan dibeberapa sektor, antara lain pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), retribusi parkir, retribusi wisata, retribusi pasar, dan retribusi persampahan.

“QRIS ini sudah mulai kita galakkan sejak 5 bulan terakhir, ada juga yang lain, tetapi masih tahap sosialisasi misalnya retribusi pertanian dan pajak restoran,” kata Jusni, Senin (9/8/2021).

Jusni Bolilio mengungkapkan hingga Jumat pekan kemarin, total pendapatan PAD Bone Bolango melalui QRIS sebesar Rp34,5 dengan instansi terbesar penyumbang adalah Badan Keuangan dan Pendapatan Daerah, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dinas Perhubungan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Perindagkum.

Jusni menambahkan penggunaan QRIS bukan hanya untuk retribusi parkir, akan tetapi juga bisa digunakan untuk pembayaran zakat dan infaq.

“kemarin dalam festival ekonomi syariah di Bank Indonesia Bone Bolango meraih peringkat 1 untuk pendapatan zakat sektor masjid yang diraih oleh Masjid Baitul Haq Islamic Center,” ujar Plt Asisten II Setda Kabupaten Bone Bolango itu.

Jusni juga menuturkan pihaknya terus berusaha dan memacu penggunaan QRIS di semua sektor. Namun ia menilai masih banyak kendala, sebab belum semua masyarakat menggunakan aplikasi dompet digital tersebut.

“olehnya itu seluruh petugas kita minta untuk langkah pembayaran awal masyarakat diarahkan menggunakan QRIS, tapi jika masyarakat belum memiliki aplikasi bisa melakukan pembayaran tunai, kami yakin jika tiap hari masyarakat mengetahui dan mulai paham terkait penggunaan QRIS akan semakin masif penggunaannya,” tuturnya.

Selain itu, pihaknya juga rencananya akan melakukan survei kepuasan masyarakat terhadap penggunaan QRIS setelah pelaksanaan sosialisasi ditengah masyarakat.

Ia menyebutkan selama ini penilaian masyarakat sangat baik dan menyatakan penggunaan QRIS lebih bagus dibanding pembayaran tunai.

“karena menurut mereka di tengah pandemi, pembayaran secara non tunai lebih aman untuk menghindari penyebaran covid-19,” kata Jusni.

Jusni berharap layanan QRIS bisa terus digunakan oleh masyarakat, bisa terus meningkatan pendapatan asli daerah, serta bantuan publikasi media terkait penggunaan QRIS agar masyarakat lebih mengetahuinya selain sosialisasi yang dilakukan oleh pihak terkait. (awal-46)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *