GORUT (RAGORO) – Wakil Bupati Gorontalo Utara (Wabup Gorut), Thariq Modanggu didaulat menjadi salah satu pemateri pada webinar nasional pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) dalam mewujudkan desa mandiri melalui kemitraan kampus inovasi, Rabu (7/7) kemarin.
Orang nomor dua di Kabupaten Gorut itu memaparkan strategi pemerintah daerah dalam peningkatan dan pengembangan BUMDesa.
Ia menyebut, bahwa secara umum berdasarkan data yang ada, dari Rp. 103 miliar dana desa di Gorut tahun ini, kurang lebih sudah 15 persen yang dialokasikan untuk penyertaan modal usaha BUMDesa.
Dan dari kategori BUMDesa di Gorontalo Utara, dari 123 desa, baru ada 13 BUMDesa berkembang, 1 BUMDesa maju, yaitu BUMDesa Kotajin Utara. Dan selebihnya, perintis 57 dan pemula 48.
“Nah, dari data ini, kami sebenarnya terus berusaha meningkatkan kapasitas dan juga profesionalitas pengelolaan BUMDesa, sehingga berdampak kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat desa,” terangnya.
Dan karena itu, Thariq mengatakan, ada lima poin utama yang kemudian disampaikan pada webinar nasional tersebut. Yakni, perlu ada BUMDesa klinis.
“Jadi, BUMDesa klinis itu adalah menakar, menguji, menilai BUMDesa dari tiga hal. Yaitu, dari sisi sehatnya BUMDesa, produktif dan suistainabilitas atau keberlangsungannya. Itu poin pertama untuk melihat kondisi BUMDesa hari ini,” paparnya.
Selanjutnya, hal yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kompetensi SDM pengelola melalui pendidikan dan pelatihan. Termasuk, memperluas akses permodalan.
“Jadi, baik dari sisi penyertaan modal dana desa, juga ada upaya-upaya mendorong BUMDesa itu memperoleh bantuan. Dan sejauh ini sudah memperoleh bantuan dari Kementerian Desa kurang lebih Rp 2,3 Miliar,” jelasnya.
“Dan tentu membuka akses pemasaran dan promosi. Selanjutnya, monitoring dan evaluasi serta pemberian reward dan punishment. Nah, ini strategi yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam upaya mendorong BUMDesa di Gorontalo Utara,” tandas Thariq. (RG-56)